Network
“Anak-anak muda sekarang lebih banyak memilih bekerja ke kota. Jika menggunakan alat, komponen alat juga mahal sekali. Selain itu, tidak semua lahan bisa dijangkau. Dan ada beberapa wilayah yang menolak karena tradisi masyarakat untuk panen bawon,” ungkap Sutrisna.
Menanggapi hasil diskusi forum multipihak tersebut, Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati mengatakan, Program VICRA juga menjadi jembatan untuk mendorong adanya sikap-sikap kritis dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Salah satu upayanya adalah dengan mendorong adanya ruang-ruang diskusi multipihak dan mendorong adanya tim kerja sebagai respon terhadap dampak perubahan iklim, khususnya di sektor pertanian,” katanya.
Sebagai tindak lanjut diskusi terfokus tersebut, tim berencana untuk melakukan aksi tindak lanjut terhadap adanya komisi irigasi di tingkat kabupaten dan kecamatan sebagai upaya menghadapi musim tanam gadu.***
