Dorong Partisipasi Aksi Perubahan Iklim, Pattiro dan YKWS Luncurkan Program Vicra di Lampung Timur

- 21 April 2022, 20:48 WIB
Proses kegiatan peluncuran progam VICRA di Lampung Timur
Proses kegiatan peluncuran progam VICRA di Lampung Timur /Rilis/

PRMN Metro Lampung-- Pattiro Lampung berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) menyelenggarakan launching program Vicra (Voice of Inclusiveness Climate Resilience Action) di Lampung Timur. Kegiatan itu merupakan langkah awal untuk mendorong komitmen pemerintah daerah dalam menjalankan kebijakan pembangunan berketahanan iklim yang inklusif dan memperhatikan suara-suara kelompok rentan.

Perlu diketahui pihak Pattiro dan YKWS telah melakukan kajian kerentanan dan kapasitas komunitas di Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur. Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim yang paling banyak terjadi adalah kekeringan dan serangan hama penyakit. 

Baca Juga: Pattiro dan YKWS Suarakan Perubahan Iklim yang Responsif Gender di Desa Tulus Rejo Lampung Timur

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lampung Timur, Heri Alpasa menyampaikan bahwa dampak perubahan iklim memiliki dampak yang lebih besar terhadap perempuan daripada laki-laki. Sebab, peran perempuan sering kali bersinggungan dengan alam.

"Berdasarkan data UN Mowen, perempuan dan anak-anak memiliki risiko hingga 14 kali lebih tinggi daripada laki-laki ketika terjadi bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim," katanya.

Heri juga menjelaskan bahwa kesetaraan gender dalam hal ini yang berkaitan dengan perubahan iklim dapat diukur dengan empat indikator, yakni akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Hal ini juga berkaitan dengan sistem dan norma sosial budaya yang berlaku.

Selanjutnya, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikulturan (KPTPH) Lampung Timur mengatakan, produksi padi di wilayah Lamtim dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi pada tahun 2021 disebabkan oleh adanya perbaikan jaringan irigasi sekampung sistem, bencana banjir, curah hujan tinggi, serta serangan hama dan penyakit tanaman.

“Produksi padi pada tahun 2021 mencapai 489 ribu ton, turun sekitar 31,52% dibandingkan tahun 2020. Kecamatan Batanghari merupakan wilayah dengan peroduktivitas padi tertinggi,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x