Peluang Pemanfaatan Kecerdasan Buatan AI dalam Jurnalisme Lingkungan

12 November 2023, 20:13 WIB
Communication Lead Microsoft Indonesia, Karen Kusnadi, berbicara dalam diskusi /SIEJ/

PR Metro lampung News-- Eksistensi Kecerdasan Buatan (AI) saat ini mendapat perhatian yang signifikan dari pengguna teknologi, dengan dampaknya yang mencolok di berbagai sektor, termasuk di kalangan jurnalis.

Dalam diskusi bertajuk "Komunikasi, Jurnalisme, AI, dan Digitalisasi dalam Isu Lingkungan," yang merupakan bagian dari acara Green Press Community, yang diselenggarakan oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, pada Rabu (8/11/2023), Derry Wijaya, seorang peneliti dari Monash Climate Change Communication Research Hub, menggambarkan AI sebagai pisau bermata dua.

"AI ibarat pisau yang memiliki dua sisi. Bisa digunakan untuk hal positif atau negatif," ungkap Derry.

Menurutnya, AI dapat menjadi alat yang menghasilkan informasi yang benar atau salah. Dalam konteks positif, AI mampu menyaring informasi hoaks dan ujaran kebencian yang kerap menyebar di dunia maya. Derry memberikan contoh misinformasi yang marak terjadi di media sosial selama pandemi COVID-19, di mana ketika kasusnya meningkat, demikian pula tingkat misinformasi.

"Saat kepanikan meningkat, misinformasi juga meningkat. Contohnya, pada masa pandemi COVID-19, ketika kasusnya naik, misinformasi juga merajalela. Hal ini dapat berdampak pada penyakit lain," jelas Derry.

Baca Juga: Potensi Laut Indonesia: Tantangan dan Panggilan untuk Perhatian

Karen Kusnadi, Communication Lead Microsoft Indonesia, mengakui bahwa generative AI memiliki potensi untuk memproduksi konten secara otomatis. Menurutnya, generative AI dapat digunakan sebagai asisten atau co-pilot.

"Generative AI dapat digunakan untuk membuat tulisan dan konten lainnya," kata Karen, menggambarkan perannya sebagai asisten atau co-pilot.

"Kita tetap yang membuat keputusan atau bertindak sebagai pilot. Kita yang paling tahu apakah hal tersebut tepat atau tidak. Generative AI hanyalah memberikan rekomendasi," tambahnya.

Karen memberikan peringatan agar kehadiran AI tidak membuat jurnalis menjadi malas dalam mencari data dan dengan mudah menyebarkannya ke masyarakat. "Semuanya kembali kepada kita. AI hanya memberikan wawasan. Kita harus menentukan apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk dipublikasikan," tambahnya.

Acara Green Press Community (GPC), yang berlangsung hingga Kamis 9 November 2023 lalu itu, menyajikan berbagai sesi pembelajaran, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwakilan pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.

Pada hari terakhir, SIEJ sebagai penyelenggara GPC, mengundang tiga Calon Presiden Republik Indonesia, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, untuk menyampaikan rencana kerangka kebijakan terkait lingkungan hidup yang mereka persiapkan jika terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia.***

Editor: Lutfi Yulisa

Tags

Terkini

Terpopuler