Potensi Laut Indonesia: Tantangan dan Panggilan untuk Perhatian

- 12 November 2023, 20:07 WIB
Co-Founder dan Director of International Engagement and Policy Reform, Stephanie Juwana berbicara dalam diskusi Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Setiabudi, Jakarta
Co-Founder dan Director of International Engagement and Policy Reform, Stephanie Juwana berbicara dalam diskusi Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Setiabudi, Jakarta /SIEJ/

PR Metro lampung News-- Laut Indonesia dianggap sebagai aset berharga yang dapat membentuk masa depan ekonomi bangsa. Pemikiran ini disampaikan oleh Stephanie Juwana, Co-Founder and Director of International Engagement and Policy Reform, dalam diskusi mengenai "Komunikasi, Jurnalisme, AI, dan Digitalisasi dalam Isu Lingkungan" di acara Green Press Community (GPC) yang diselenggarakan oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, pada Rabu 8 November 2023.

Menurut Stephanie, Indonesia memiliki kekayaan kelautan yang sangat besar dan perlu memanfaatkannya secara optimal. "Indonesia memiliki porsi yang signifikan dari aset global," ungkap Stephanie.

Dia menyoroti bahwa ekonomi biru yang tengah dijalankan pemerintah harus diimplementasikan dengan memperhatikan azas keadilan dan pemeliharaan. Stephanie juga menunjukkan bahwa aset kelautan Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal, dengan contoh bahwa Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor perikanan baru menyumbang 0,6 persen, sementara sektor wisata bahari hanya berkontribusi 4 persen terhadap pendapatan.

Baca Juga: Digitalisasi Memberikan Berbagai Manfaat untuk Pengelolaan Hutan Konservasi

Stephanie berharap bahwa Presiden Indonesia ke depan akan memberikan perhatian khusus terhadap isu-isu ini, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. "Presiden Indonesia harus memfokuskan perhatian pada aspek keadilan dan keberlanjutan dalam konteks ekonomi biru," tandas Stephanie.

Afdillah Chaudiel, Ocean Campaign Leader Greenpeace Indonesia, menyatakan bahwa masalah kelautan di Indonesia sangat kompleks, melibatkan berbagai aspek seperti industri perikanan, masalah plastik dan polusi, krisis iklim, pengasaman laut, tambang di pesisir laut, dan pulau kecil. Adi Renaldi, seorang jurnalis freelance, menambahkan dimensi manusiawi ke dalam perdebatan ini dengan menggambarkan bagaimana masyarakat pesisir hidup terancam oleh permasalahan lingkungan.

Adi mengungkapkan pengalamannya di Demak dan Pulau Pari, di mana masyarakat terdampak oleh naiknya permukaan air laut. Ia mencatat adanya kurangnya informasi mengenai isu lingkungan dan kelautan, terutama di kalangan yang tinggal di kota.

"Jurnalis perlu memberikan perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan, mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kehidupan," kata Adi.

Acara GPC, yang berlangsung hingga Kamis 9 November 2023 itu menyajikan berbagai sesi pembelajaran, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwakilan pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x