KNKT Libatkan Pusat Riset Perkeretaapian Itera Kaji Keamanan Jembatan Kereta Api di Indonesia

- 25 Januari 2021, 18:47 WIB
Kepala Pusat Riset dan Inovasi Perkeretaapian Itera Sony Julison.
Kepala Pusat Riset dan Inovasi Perkeretaapian Itera Sony Julison. /Humas Itera/Metro Lampung News/ Alfanny Pratama

PR Metro Lampung News-- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melibatkan Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Perkeretaapian kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam mengkaji keamanan jembatan kereta api di Indonesia.

Hal tersebut menindaklanjuti runtuhnya jembatan kereta api di Sungai Glagah, Brebes, Jawa Tengah yang terjadi pada Senin, 11 Januari 2021, lalu.

Itera dilibatkan karena sejak 2019, tim Pusat Riset dan Inovasi Perkeretaapian Itera bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT KAI Divre 4 Tanjungkarang, telah melakukan penelitian dan pengembangan pengelolan sistem monitoring jembatan keret api melalui structural health monitoring system (SHMS).

Penelitian tersebut dilakukan pada jembatan kereta api BH 77 di Tegineneng, lintas Tanjungkarang-Martapura, Lampung. Program riset tersebut juga menjadi program riset prioritas kerjasama BPPT – Itera.

Kepala Pusat Riset dan Inovasi Perkeretaapian Itera Sony Julison menyampaikan musibah robohnya jembatan kereta api di Brebes tersebut memicu diskusi antara tim BPPT dan Itera yang selama ini melakukan penelitian tentang monitoring kondisi prasarana jembatan kereta api melalui metode SHMS.

Baca Juga: Polisi Sebut Tidak Ada Tanda Kekerasan pada Mahasiswi Itera ZA yang Ditemukan Gantung Diri

Baca Juga: Manfaat Masker Organik Beras dan Daun Kelor Produk Buatan Dosen Itera, Bagus untuk Kulit Wajah

Penelitian tersebut dinilai relevan dengan kondisi jembatan-jembatan kereta api di Indonesia, sehingga KNKT mengundang Itera dan beberapa ahli di bidang transportasi kereta api untuk mengkaji keamanan jembatan secara nasional.

“Purino KA Itera bersama BPPT telah menggalang kerja sama yang lebih luas lagi dengan KNKT dan KAI tentang SHMS. Dalam waktu dekat kami akan diskusi lebih lanjut dengan KNKT untuk menentukan sejumlah jembatan kereta api lain yang akan dijadikan objek penelitian dan implementasi SHMS,” ujar Julison, Rabu 20 Januari 2021.

Untuk tahap awal, Kepala Purino Perkeretaapian Itera, dan dosen tim peneliti di Purino Perkeretaapian Itera, M. Abi Berkah Nadi dan Nurmagita Pamursari dilibatkan dalam rapat koordinasi membahas kasus robohnya jembatan Kereta Api BH 1120 yang dikoordinator oleh KNKT.

Baca Juga: 6 Hal Menarik Saat Mahasiswa Itera Boyong 5 Medali Emas di Ajang Begawi Taekwondo

Dalam diskusi tersebut tim Itera dimintai memberikan saran dan masukan dalam kajian keamanan jembatan di Indonesia, mengingat sudah berumurnya jembatan kereta di beberapa lokasi di Indonesia.

“Keruntuhan Jembatan di Indonesia banyak terjadi akibat adanya miss calculate pada debit bajir melebihi dari rencana dimana struktur pilar tidak dapat menahan beban air yang datang, selain itu kekuatan struktur pilar yang tidak lagi bisa menerima beban serta kurangnya pemeliharaan juga menjadi penyebab,” ujar salah satu dosen peneliti Purino Perkeretaapian Itera, M. Abi Berkah.

Baca Juga: KKN Daring, Ribuan Mahasiswa Itera Diharapkan Fokus 4 Aspek Utama Saat Laksanakan Progja

Baca Juga: Kampus Itera Borong Empat Penghargaan dalam Anugerah Humas Dikti 2020

Dalam forum tersebut Tim Purino Perkeretaapian Itera kembali memaparkan model pemeliharaan dan pemeriksaan rutin jembatan kereta api menggunakan Structural Health Monitoring System (SHMS).

Dengan sistem monitoring ini, dapat dilihat kondisi jembatan kereta api melalui signal sensor yang akan membantu melihat beberapa komponen mulai dari strain, deflection, dan displacement; serta analisa numeric.

“Penelitian jembatan kereta BH 77 Tegineneng Lampung, yang kami lakukan diharapkan dapat menjadi dasar perhitungan SHMS jembatan kereta api di Indonesia, agar kedepannya tidak ada lagi jembatan kereta api yang akan runtuh kegagalan struktur,” ujar M. Abi Berkah.

Baca Juga: Itera Raih Penghargaan dari UI GreenMetric, Rektor Beberkan 4 Hal

Sejak awal, Purino Perkeretaapian Itera telah melibatkan kelompok keahlian lain di Itera untuk turut serta dalam penelitian berbagai aspek kesehatan (keteguhan) struktur jembatan BH 77 tersebut.

Misalnya telah dilakukan penelitian pengukuran frekuensi alami dan pergerakan tanah di sekitar pangkal jembatan bersama rekan-rekan dari Geofisika Itera. Juga telah dibuat model (mock-up) jembatan BH 77 untuk peragaan dalam diskusi serta penentuan tempat pemasangan sensor.

Baca Juga: Intip Alasan Itera Beri Penghargaan ke Menhub RI

Selain memiliki pusat riset dan inovasi perkeretaapian, Itera juga telah membuka program studi Teknik Perkeretaapian, yang telah menerima mahasiswa angkatan pertamanya pada tahun 2020.

Selama ini dukungan penuh pimpinan untuk riset tentang perkeretaapian juga selalu diberikan, melalui LP3 dan berbagai kelompok keahlian lain di Itera. Purino Perkeretaapian Itera juga telah bermitra erat dengan beberapa instansi seperti BPPT dan Kementerian Perhubungan, BUMN, PT KAI, PT LEN, dan PT INKA.***

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: Itera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x