Khutbah Jumat Terbaru 2 April 2021 Tema Paham Terorisme dan Radikalisme Tidak Ada Dalam Ajaran Islam

- 2 April 2021, 00:30 WIB
Khutbah Jumat terbaru 2 April 2021 tema terorisme dan radikalisme tidak ada dalam ajaran Islam
Khutbah Jumat terbaru 2 April 2021 tema terorisme dan radikalisme tidak ada dalam ajaran Islam /pixabay /kirill_sobolev

PR Metro Lampung News-- Masyarakat tengah digemparkan dengan aksi terduga teroris serang Mabes Polri. Oleh karena itu berikut referensi khutbah Jumat terbaru 2 April 2021 tema terorisme dan radikalisme tidak ada dalam ajaran Islam.

Khutbah tentang terorisme yang merupakan sebuah persoalan penting bagi kita semua untuk mengaplikasikan upaya mengobati dan mengantisipasi virus terorisme yang selama ini menjalar.

Maka mari kita simak bersama referensi khutbah Jumat terbaru 1 April 2021 tema terorisme dan radikalisme tidak ada dalam ajaran Islam.

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di depan gereja Katedral Kota Makassar dan aksi terduga teroris yang menyerang Mabes Polri belum lama ini kembali mengagetkan kita semua.

Baca Juga: Cara Mencegah Radikalisme dan Tidak Terjerat Jaringan Teroris Serta Upaya Harus Dilakukan Generasi Muda

Sekaligus mengganggu kembali kedamaian yang selama ini telah kita rangkai bersama.

Terjadinya peristiwa bom bunuh diri dan aksi terduga teroris yang menyerang Mabes Polri, ibarat menyusun puzzle kesatuan dan kedamaian.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2 April 2021 Tema Menyambut Bulan Ramadhan 1442 H

Ketika ulah mereka para terduga terorisme yang tak beradab, kini kembali mengemuka, sehingga membuat kita harus terus menata dan menyusun kembali puzzle kesatuan dan kedamaian tersebut.

Membangun suatu kesatuan dan kedamaian tidaklah mudah karena memerlukan waktu dan proses yang intens.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru Edisi 5 Maret 2021 tentang Haramnya Khamr atau Minuman Keras serta Ancamannya

Akan banyak tantangan dalam mengembalikan kesatuan dan kedamaian apabila dibandingkan dengan ulah segelintir oknum yang merusak perdamaian dengan meluluhlantahkan nilai-nilai kemanusiaan.

Kejadian bom bunuh diri dan aksi terduga teroris yang menyerang Mabes Polri adalah akibat dari pola pemahaman dan penafsiran yang keliru terhadap teks ajaran agama.

Baca Juga: Khutbah Terbaru Edisi Jumat 12 Februari 2021 tentang Kelembutan Hati seorang Muslim

Disamping tentunya ada beberapa faktor lain yang melingkupinya seperti ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.

Pemahaman dan penafsiran yang keliru tersebut pada akhirnya diyakini sebagai satu-satunya kebenaran dan lebih fatalnya lagi bahkan dijadikan pembenaran atau justifikasi atas tindakan bom bunuh diri dan aksi penyerangan terduga teroris tersebut.

Dilansir dari laman kemenag.go.id, mengenai tafsiran atas teks suci dalam sebuah agama, ada hal menarik yang diungkapkan seorang Ulil Abshar Abdalla dalam sebuah tulisannya, yaitu sebagai berikut.

"Manusia yang melakukan kegiatan penafsiran banyak jumlahnya, dan karena itu penafsiran akan selalu banyak dan beragam.

Teks suci dalam agama tertentu memang satu. Akan tetapi penafsiran atas teks itu tidaklah tunggal atau mufrad, melainkan yaitu jamak atau banyak.

Keragaman tafsir adalah nasib yang tak terhindarkan dalam komunitas agama manapun. Yang lebih penting menjadi perhatian semua pihak dalam komunitas agama, teks suci tidak bisa bekerja sendirian.

Namun teks suci baiknya disertai oleh hal lain yaitu penafsiran atau interpretasi.

Dengan begitu, maka agen yang bisa melakukan kegiatan penafsiran hanyalah manusia, bukanlah malaikat atau binatang.

Tak ada teks suci yang berdiri sendiri, terisolasi, tanpa adanya seorang penafsir yang melakukan kegiatan penafsiran.”

Berdasarkan pemikiran di atas, sangatlah tepat jikalau masing-masing dari kita selaku umat beragama untuk meluruskan kembali tafsiran yang kurang tepat terhadap teks ajaran agama.

Hal ini perlu kita lakukan sebagai upaya untuk memberantas segala tindakan terorisme yang tak diizinkan agama manapun.

Pada prinsipnya kita wajib meyakini kebenaran agama kita, namun hal tersebut tak lantas menjadikan penafsiran kita sebagai satu-satunya kebenaran mutlak.

Dan janganlah menganggap orang-orang lain yang berbeda dengan pemahaman kita adalah penafsiran yang salah semua.

Kembali pada tema, bahwasanya kita akan dihadapkan bagaimana upaya yang harus kita lakukan dalam mengobati dan mengantisipasi virus terorisme yang selama ini menjalar.

Terorisme yang pada lahirnya memang ada, namun yang sangat disayangkan dalah ketika ajaran terorisme tersebut dikaitkan dengan ajaran agama atau kepercayaan tertentu.

Hanya karena melihat sepintas pelaku aksi teror bom bunuh diri beserta dengan atribut agama yang dianutnya.

Mengaitkan oknum pelaku aksi terorisme dengan ajaran sebuah agama memang berlandaskan pada anggapan ihwal penafsiran si pelaku tersebut terhadap landasan atau keterangan yang ada pada masing-masing ajaran agama bersangkutan.

Namun sekali lagi, pada hakikatnya tak ada sebuah ajaran manapun yang menyuruh atau melegalkan perbuatan inkonstitusional menurut syariat/hukum apapun juga dalam peradaban manapun.

Oleh karena itu, memahami agama dan beragama secara moderat adalah sebuah solusi menuju persatuan dan kedamaian antar sesama manusia.

Perlu diketahui bahawa makna moderat dalam terminologi Islam disebut dengan tawasuth atau wasathiyah.

Lawan katanya adalah tatharruf atau tasyaddud yang mengandung arti ekstrim.

Moderasi beragama bermakna proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil atau i’tidal dan seimbang atau tawazun supaya terhindar dari perilaku yang menyimpang yang tak diajarkan dalam agama.

Pada akhirnya, kita semua harus berpikir dan terus berusaha menciptakan sebuah generasi yang penuh persatuan dan perdamaian.

Penanaman nilai-nilai perdamaian ini harus dimulai sejak dini yang berawal dari keluarga, lingkungan, masyarakat, dan lingkup yang lebih luas lagi.

Pemberian ajaran tentang perdamaian dapat dilakukan melalui bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat yang harus segera dimulai, dan terus dipertahankan, serta ditingkatkan.

Jika penyamaan visi misi ajaran perdamaian sudah dilaksanakan secara masif maka akan memberikan dan meningkatkan dampak positif.

Karena mencegah atau mengantisipasi aksi pengeboman dan segala bentuk terorisme lebih berat daripada mengobatinya. Wallahu’lam bisshawwab.
 
Baiklah sekian referensi khutbah Jumat terbaru 1 April 2021 tema terorisme semoga bermanfaat.***

Editor: Alfanny Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah