Praktisi Ungkap Tantangan Pemberitaan Isu Lingkungan dalam Media

- 14 November 2023, 11:06 WIB
Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Elin Yunita Kristanti berbicara dalam diskusi
Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Elin Yunita Kristanti berbicara dalam diskusi /SIEJ/

PR Metro Lampung News-- Elin Yunita Kristanti, Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, mengungkap kekhawatirannya terkait kurangnya liputan terhadap isu lingkungan. Padahal, isu lingkungan saat ini sedang menjadi sorotan sejumlah masyarakat dan aktivis yang merasakan dampak langsung dari kerusakan lingkungan.

Dalam diskusi "Narasi Media dan Peran Perempuan dalam Konservasi Laut dan Pesisir" pada acara Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis 9 November 2023, Elin menjelaskan dua alasan utama mengapa isu lingkungan jarang mendapat perhatian media.

Pertama, isu lingkungan sering kali tersisihkan oleh isu-isu yang sedang trending di masyarakat. Dalam sorotannya, Elin menyebut bahwa isu lingkungan tenggelam di antara berita-berita yang dianggap lebih mendesak, seperti isu politik, review di media sosial, dan topik-artis.

Baca Juga: Perempuan Pulau Pari Keluhkan Kurangnya Respons Pemerintah Terhadap Perlindungan Laut dan Pesisir

"Terkadang isu lingkungan tenggelam oleh isu-isu yang lebih mendesak dan juga oleh ulasan-ulasan di media sosial, isu-isu artis, politik, dan sebagainya. Jadi itulah mengapa berita-berita tentang lingkungan terasa jarang di media," ungkapnya.

Alasan kedua adalah upaya media untuk meningkatkan lalu lintas penonton (trafik) sebagai sumber pendapatan utama. Elin menjelaskan bahwa media saat ini berfokus pada meningkatkan trafik tayangan untuk bertahan hidup secara finansial.

"Kenapa media jarang membahas lingkungan? Karena media sedang berjuang, sedang dalam kondisi sulit, kehilangan pendapatan dan pembaca," ucapnya.

Elin menekankan bahwa media perlu mengikuti tren yang sedang berkembang di masyarakat untuk tetap relevan. Dalam konteks ini, isu lingkungan mungkin tidak selalu mendapat perhatian kecuali dalam situasi darurat atau breaking news.

"Dalam tren ini, perilaku, dan jejak digitalisasi, media mengikuti apa yang tengah berkembang di masyarakat. Jadi, selama tidak ada berita urgensi, isu lingkungan mungkin tidak akan menjadi tren," tambahnya.

Dia berharap agar konten terkait isu lingkungan dapat meningkatkan kualitasnya. Ini dapat mencakup cerita pengalaman aktivis atau pegiat lingkungan yang terlibat dalam kampanye lapangan, atau kisah masyarakat yang secara langsung terdampak oleh kerusakan lingkungan.

"Konten yang dapat membantu media mendapatkan perhatian, seperti pengalaman aktivis atau kisah masyarakat, pasti akan menjadi viral. Itulah yang kita butuhkan di media. Real story from reality akan menarik pembaca," tandasnya.

Green Press Community merupakan inisiatif pertama yang diorganisasi oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) untuk mengumpulkan ide dan membangkitkan gerakan bersama dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Acara ini telah berlangsung sejak Rabu (8/11) dan melibatkan berbagai sesi pembelajaran, talk show, serta konferensi dengan ratusan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.***

Editor: Lutfi Yulisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah