Talangsari Dulu dan Kini

- 9 Desember 2021, 20:10 WIB
Monumen yang ada di Dusun Subing Putera III, sevagai pengingat peristiwa Talangsari 1989
Monumen yang ada di Dusun Subing Putera III, sevagai pengingat peristiwa Talangsari 1989 /Metro Lampung News/Lutfi Yulisa/

Lewat FGD itu, diharapkan korban trauma bisa berdamai dengan cara memaafkan dirinya dan orang lain, dengan model memaafkan.

“Biarkan proses hukum berjalan. dengan memaafkan, mereka bisa berkompromi dan berdamai dengan situasi.”

Harapan Korban Talangsari

Lokasi Peristiwa Talangsari 1989, kini ditanami  pohon singkong (November/2021)
Lokasi Peristiwa Talangsari 1989, kini ditanami pohon singkong (November/2021)

Meski terkesan lambat, listrik dan jalan beraspal kini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat lokasi peristiwa Talangsari sejak tahun 2021.

“Dulu listriknya masih nggantol (tiang listrik belum masuk ke lokasi peristiwa),” ucap Edi Arsadad Ketua Paguyuban keluarga dan korban Talangsari (PK2TL).

Mardi (78 tahun) salah satu korban Talangsari yang rumahnya dijadikan basecamp sejak 1989 sampai tahun 2000, tampak senang melihat jalan di depan rumahnya yang berseberangan dengan lokasi peristiwa Talangsari kini sudah dibeton sejak 2021. Mardi merasa perjuangannya selama ini untuk mendapat keadilan mulai terlihat hasilnya.

“Mbah Mardi dulu juga ikut demo ke Jakarta,” tambah Edi.

Baca Juga: Jejak-Jejak Trauma Peristiwa Talangsari 1989

Sekarang, Supiyah (51), korban peristiwa Talangsari lainnya mengatakan sudah ada perbedaan di kampungnya. Sudah ada kelompok PKK juga ada kelompok tapis agar para perempuan juga bisa turut membangun desa mereka.

Halaman:

Editor: Alfanny Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x