Khutbah Jumat Tema Tahun Baru 2021 Buat Evaluasi Amal dan Perilaku Demi Lebih Baik Menjalankan Hidup

- 1 Januari 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi  Khutbah Jumat tahun baru 2021 tema evaluasi capaian amal dan perilaku.
Ilustrasi Khutbah Jumat tahun baru 2021 tema evaluasi capaian amal dan perilaku. /Pixabay/Abdullah_Shakoor /

Yakni orang yang takabbur atau sombong. Sombong ada dua macam.

Pertama, menolak kebenaran yang disampaikan oleh orang lain padahal ia tahu bahwa hal itu benar, dikarenakan penyampai kebenaran lebih muda usianya, lebih miskin hartanya, lebih rendah status sosialnya atau karena hal lain.

Padahal fir’aun tidaklah binasa kecuali karena sifat takabburnya. Fir’aun telah melihat sekian banyak mu’jizat Nabi Musa ‘alaihissalam, namun ia tidak beriman kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Haman, perdana menteri Fir’aun ketika itu berkata kepada Fir’aun: “Jika engkau beriman kepada Musa, maka engkau akan kembali menjadi hamba yang menyembah, padahal selama ini engkau sudah menjadi tuhan yang disembah.” Demikian pula Bani Isra’il yang diutus kepada mereka Nabi Isa ‘alaihissalam.

Setelah mereka melihat mu’jizat Nabi Isa ‘alaihissalam, tidak ada yang membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabbur mereka. Mereka selalu mengatakan bahwa jika mereka beriman, maka akan lenyaplah kehormatan dan kekuasaan mereka.

Demikian pula Abu Lahab dan tokoh-tokoh kafir Quraisy, setelah mereka melihat mu’jizat al-Qur’an dan mengakui bahwa al-Qur’an tidak seperti puisi dan prosa yang mereka kenal, tidak ada yang membinasakan mereka dan membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabbur mereka.

Jenis takabbur yang kedua adalah merendahkan orang lain. Seseorang yang memiliki sifat takabbur jenis kedua ini dalam hatinya, ia akan menganggap dirinya memiliki keistimewaan lebih atas orang lain sehingga melihat dirinya dengan pandangan kesempurnaan dan penuh kebaikan.

Dia melupakan bahwa itu semua adalah anugerah yang Allah berikan kepadanya.

جَوَّاظٍ

Yaitu seseorang yang rakus dan gandrung untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan niat yang tidak benar dan didorong kecintaannya yang sangat besar terhadap harta. Ia tidak peduli dari mana harta itu ia peroleh.

apakah dari sumber yang halal ataukah haram. Dengan itu, ia bertujuan untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya yang haram dan membanggakan diri di hadapan para hamba yang lain.

Halaman:

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah