Mengeruk Cuan dari Pengolahan Sampah Kemasan Plastik

- 3 Desember 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi sampah plastik.
Ilustrasi sampah plastik. /Pixabay/RitaE

"Itu yang menjadi esensi yang utama,"kata Triyono.

Coca Cola Foundation (CCF) Indonesia sebagai bagian dari sistem bisnis Coca Cola di Indonesia pun menegaskan kepedulian terhadap isu sampah tidak bisa ditawar lagi.

Oleh itu Coca Cola Group mengenalkan visi "World Without Waste", perusahaan ingin membantu mengumpulkan dan mendaur ulang botol atau packaging yang dijual di tahun 2030.

"Seberapa banyak yang diproduksi, maka segitu juga yang akan di collect dan didaur ulang. Caranya seperti apa? Itu yang memang harus dipikirkan," ujar Triyono

CCF Indonesia menilai 60% sampah plastik belum dikumpulkan dengan baik sebagai peluang. Oleh karena itu, CCF Indonesia mendukung terbentuknya sistem collection yang bisa menarik material, sehingga bisa didaur-ulang oleh industri.

"Material disini adalah plastik pascakonsumsi yang perlu dibangun sistemnya. Di Indonesia, sistem collectionnya perlu diperbaiki. Ini yang kami dorong, termasuk juga berpartner dengan teman-teman lain," papar Triyono.

Perwakilan Bank Sampah Induk Satu Hati Jakarta Barat, Subarna Martadinata menilai bank sampah merupakan solusi untuk mengurangi jumlah sampah di Jakarta.

Saat ini kondisi timbunan sampah di DKI Jakarta jumlahnya 7000 ton per hari, sementara di Jakarta Barat sendiri jumlahnya mencapai 1.300 ton per hari. Adapun TPA Bantar Gebang hanya seluas 110 Ha dan tidak mungkin akan bertambah.

"Tahun 2021-2022, prediksi Dinas LH DKI, maka TPA kita sudah tidak bisa menampung sampah yang jumlahnya terus membludak, karena jumlah penduduk yang terus bertambah," kata Subarna.

Subarna pun berinisiatif melakukan pengurangan sampah dari sumbernya, yaitu dengan membuat bank sampah induk yang berlokasi Kecamatan Cengkareng Barat. Bank Sampah Satu Hati telah mampu mengurangi 8-12 ton sampah per hari.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah