Indonesia Minta Uni Eropa Perlakukan Minyak Kelapa Sawit Secara Adil

- 2 Desember 2020, 13:11 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi.*
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi.* /Antara

PR Metro Lampung News-- Dalam pernyataan yang disampaikan pada Pertemuan ke-23 Tingkat Menteri ASEAN-EU yang berlangsung virtual, 2 Desember 2020, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak Uni Eropa (EU) untuk memberikan perlakuan yang adil terhadap minyak kelapa sawit.

Retno mengatakan permintaan Indonesia kepada Uni Eropa untuk memperlakukan minyak kelapa sawit secara adil adalah permintaan yang wajar. "Indonesia tidak mengorbankan kelestarian lingkungan hanya untuk mengejar pembangunan ekonomi," tutur dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RIRI,  dikutip dari laman Antara, 3 Desember 2020.

Ia menjelaskan jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang menggunakan lahan sebesar 278 juta hektare, kelapa sawit hanya menggunakan 17 juta hektar, penggunaan lahan kelapa sawit memiliki hasil yang efektif dibandingkan minyak nabati lainnya.

Retno kemudian menyampaikan bahwa Asia Tenggara merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia yang menyumbang 89 persen produksi dunia.

Di Indonesia, industri minyak kelapa sawit telah menekan angka kemiskinan hingga 10 juta dan berkontribusi sebesar 23 miliar dolar AS devisa negara pada 2019.

Baca Juga: Deretan Promo BreadTalk dan Hokben Hari Ini, Rabu 2 Desember 2020

Minyak kelapa sawit memegang peran penting dalam pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Industri ini juga telah menyediakan 26 juta lapangan pekerjaan di kawasan, dan lebih dari 40 persen perkebunan sawit dikelola oleh petani kecil di ASEAN.

Di lain pihak, Komisi EU telah meloloskan aturan pelaksanaan (delegated act) atas Renewable Energy Directive/ RED II pada Maret tahun lalu.
Dalam dokumen tersebut, Komisi EU menyimpulkan kelapa sawit mengakibatkan deforestasi besar-besaran secara global dan berencana menghapus secara bertahap penggunaan kelapa sawit hingga 0 persen pada 2030.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x