Network
8. Waktu bagaikan petir, padahal rasanya baru kemarin kita berada di kapal terombang ambing, di bulan purnama kita bersenang-senang—Kang Karta.
9. Orang-orang yang menghina itu sudah pasti tidak membaca Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sampai habis, mereka hanya bisa menghakimi tanpa mempelajari secara benar—Siti Raham.
10. Menurut saya bahwa bahasa dakwah, tidak selalu disampaikan melalui ceramah, pidato atau surat. Jika disampaikan melalui roman (novel) yang menyentuh hati, dakwah pasti jauh lebih mengena—Siti Raham.
11. Suamiku, saya rasa engkau harus menemui Haji Rosul. Tidak ada salahnya menimba ilmu balik kepada beliau, tentang apa yang akan engkau sampaikan ke pembaca—Siti Raham.
12. Tuan Hamka ini bukan hanya ahli menulis artikel, ia juga ahli dalam menulis roman (novel) —Oei Tjeng Hin.
13. Suatu kebanggaan karya saya dibaca oleh tokoh pergerakan terkenal seperti Bung Karno—Buya Hamka.
14. Harus saya akui orang-orang Minang memang hebat-hebat, dan suatu hari nanti saya membutuhkan bantuan tuan, untuk memperjuangkan bangsa ini—Bung Karno.
15. Politikus dan sastrawan sejatinya senantiasa berdampingan, memang politikus yang membuat struktur negara, tapi penulislah yang mengisi dengan keindahan, perasaan dan juga dengan gagasan—Buya Hamka.
16. Saya harap suatu hari nanti Tuan Hamka menjadi pejuang besar, sebagaimana India memiliki Rubin Nama Takur—Bung Karno.
17. Sejak awal saya mendapatkan undangan ke sini (Bengkulu), saya menetapkan diri saya bahwa saya akan berjuang bersama Bung Karno—Buya Hamka.
