Stigma Depresi Hingga Bunuh Diri Karena Kurang Iman & Tak Bersyukur adalah Salah Besar

- 26 Januari 2021, 13:50 WIB
Ilustrasi kesehatan mental.
Ilustrasi kesehatan mental. / PIXABAY/totalshape

Gangguan depresi adalah gangguan suasana hati yang berdampak pada penurunan kondisi emosi, fisik dan pikiran akibat sedih, hampa dan ketidakberdayaan berkepanjangan.

Depresi bukan tentang bersyukur. Orang-orang dengan depresi klinis memiliki rasa rendah diri yang besar, memiliki perasaan bersalah yang tinggi, dan bahkan memiliki keinginan untuk mati. Depresi juga bukan karena kurangnya ibadah dan hubungan dengan Tuhan.

Seseorang yang mengalami depresi juga pergi beribadah ke gereja, melakukan meditasi bagi penganut Budha, rajin sholat serta puasa bagi Muslim, tetapi masih saja depresi.

Mereka masih mengalami depresi, panic attack, melakukan self-cutting, dan masih berpikir untuk bunuh diri. 

Jadi, depresi tidak hanya sekadar tentang tingkat keimanan, ketagwaan, dan relasi seseorang terhadap Tuhannya. 

Namun, depresi lebih dari itu. Depresi adalah gangguan yang membuat orang dengan gangguan ini sakit. Orang yang depresi adalah orang sakit yang seharusnya diberi perawatan khusus oleh para ahli dan profesional.

Maka dari itu, pernyataan depresi disebabkan karena kurang dekat dengan Tuhan, kurang beribadah dan bersyukur adalah stigma yang salah. Stigma tersebut justru memperburuk kondisi dan perasaan orang yang mengalami depresi.

Baca Juga: Spoiler True Beauty Episode 13, Permintaan Su Hoo kepada Ju Kyung

Sudah saatnya kita bersama-sama menghapus stigma yang salah tentang kesehatan dan gangguan mental

Sudah saatnya, kita sebagai manusia tidak buru-buru memberikan label terhadap orang-orang dengan gangguan mental tanpa adanya pemahaman utuh terkait gangguan mental tersebut.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: promkes.kemkes.go.id Pijar Psikologi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x