BKSDA Bersama Yiari Melepasliarkan 6 Satwa Dilindungi Kukang Jawa di Gunung Papandayan

- 10 Mei 2024, 06:26 WIB
Enam kukang jawa yang dilepasliarkan terdiri dari tiga individu kukang jantan bernama Apem, Nasrul, Tero, serta tiga kukang betina bernama Cibun, Sambal, dan Jahe.
Enam kukang jawa yang dilepasliarkan terdiri dari tiga individu kukang jantan bernama Apem, Nasrul, Tero, serta tiga kukang betina bernama Cibun, Sambal, dan Jahe. /YIARI/

PR Metro Lampung News-- Tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan YIARI (Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia) melepasliarkan enam kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di kawasan CA/TWA Gunung Papandayan.

Enam kukang Jawa yang dilepasliarkan terdiri dari tiga jantan bernama Apem, Nasrul, Tero, dan tiga betina bernama Cibun, Sambal, serta Jahe. Kukang-kukang yang merupakan satwa  dilindungi ini, diserahkan oleh masyarakat dari berbagai daerah kepada BKSDA Jawa Barat.

Sebagai satwa endemik Pulau Jawa, mereka dinyatakan dapat kembali ke habitat alaminya setelah menjalani rehabilitasi di pusat rehabilitasi YIARI di Ciapus, Jawa Barat.

Baca Juga: Nicholas Saputra Datang ke Undip, Netizen Malah Bahas Bau Badannya

Lokasi pelepasliaran dipilih berdasarkan distribusi habitat alami kukang Jawa (Nycticebus javanicus). Salah satu habitat potensialnya adalah kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan Blok Hutan Kawah, yang secara administratif terletak di Desa Karya Mekar, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut. Kawasan ini juga masuk dalam Wilayah Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Star Energy Geothermal Darajat.

Pemilihan lokasi pelepasliaran mempertimbangkan ketersediaan pakan, keamanan dari perburuan atau gangguan, dan keberadaan populasi satwa lainnya untuk menghindari konflik teritorial. Lokasi tersebut juga dipilih relatif jauh dari pemukiman untuk mengurangi konflik potensial dengan manusia.

Kegiatan pelepasliaran ini menjadi berita yang menggembirakan karena salah satu dari kukang tersebut merupakan korban perdagangan satwa liar.

Kukang bernama Apem, misalnya, tiba di pusat rehabilitasi dalam kondisi gigi yang terinfeksi. drh. Indri Saptorini, salah satu dokter hewan YIARI yang menangani Apem, menjelaskan bahwa gigi merupakan organ penting bagi kukang, baik sebagai alat mencari makan maupun pertahanan diri. Meskipun gigi Apem mengalami infeksi parah, tim manajemen satwa YIARI berhasil menyelamatkannya.

Perjalanan keenam kukang ini dimulai dari kandang rehabilitasi menuju kandang transportasi untuk perjalanan yang aman dan nyaman. Sebelum berangkat, tim memastikan kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi. Perjalanan dari Pusat Rehabilitasi YIARI di Bogor ke lokasi pelepasliaran di Kecamatan Pasirwangi, Garut, ditempuh dengan mobil selama sekitar 8 jam, diikuti dengan perjalanan kaki sekitar 15 menit.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah