Sertifikat Tanah Elektronik Dilakukan Bertahap, Ini Lembaga yang Diprioritaskan ATR BPN

- 5 Februari 2021, 11:17 WIB
Pemberlakuan sertifikat tanah elektronik
Pemberlakuan sertifikat tanah elektronik /diambil gambar dari Instagram @kementerian.atrbpn
 
PR Metro Lampung News-- Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan memprioritaskan lembaga yang akan melakukan pergantian sertifikat tanah dari bentuk fisik menjadi elektronik (sertifikat-el). 
 
Pergantian sertifikat tanah dari bentuk fisik menjadi elektronik ini dilakukan secara bertahap. 
 
Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang Kementerian ATR Dwi Purnama dansir dari Antara, mengatakan saat ini terdapat lebih dari 70 juta bidang tanah yang trlah terdaftar. 
 
Rencananya, pelaksanaan pergantian sertifikat akan dipertimbangkan berdasarkan penunjukan daerah. 
 
Rencana pergantian sertifikat elektronik pada instansi pemerintah juga diprioritaskan karena kemudahan penyimpanan data. 
 
 
"Bisa prioritas instansi pemerintah karena instansi pemerintah lebih mudah menyimpan data elektronik," kata Dwi Purnama, Rabu 3 Februari 2021. 
 
Dwi pergantian sertifikat elektronik tahap berikutnya akan dilaksanakan oleh badan hukum. Mengapa badan hukum?, karena peralatan dan pemahaman elektronik yang dinilai lebih siap. 
 
Pelaksanaan pergantian sertifikat ini dilakukan menyusul Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sertipikat Elektronik yang telah terbit pada awal tahun ini.
 
Hal ini merupakan rangkaian dari transformasi digital yang sedang bergulir di Kementerian ATR/BPN, di mana tahun lalu telah diberlakukan empat layanan elektronik yang meliputi Hak Tanggungan Elektronik, Pengecekan Sertipikat, Zona Nilai Tanah dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah.
 
 
Menurut Dwi, sertifikat tanah elektronik ini bertujuan menciptakan efisiensi pendaftaran tanah, kepastian hukum dan perlindungan hukum.
 
Lalu, untuk mengurangi jumlah sengketa, konflik dan perkara pengadilan mengenai pertanahan, sert menaikkan nilai registering property dalam rangka memperbaiki peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB). 
 
Ia menilai, penyelenggaraan pendaftaran tanah secara elektronik akan meningkatkan efisiensi baik pada simpul input, proses maupun output, sekaligus mengurangi pertemuan fisik antara pengguna dan penyedia layanan. 
 
"Selain sebagai upaya minimalisasi biaya transaksi pertanahan, hal ini juga efektif untuk mengurangi dampak pandemi," kata Dwi. 
 
Nantinya Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sertipikat Elektronik dan PMNA No 3 Tahun 1997 akan berlaku secara berdampingan dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah.
 
 
Hal ini dikarenakan beberapa hal yakni pelaksanaan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia belum seluruhnya terdaftar sehingga data fisik dan data yuridis tanah untuk setiap bidang tanah belum seluruhnya tersedia.***

Editor: D. W. Kusuma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x