Di Afrika, Jumlah Kematian Akibat Malaria Melebihi COVID-19

- 2 Desember 2020, 09:04 WIB
Jumlah Kematian akibat Malaria di Afrika
Jumlah Kematian akibat Malaria di Afrika /Pixabay/41330

PR Metro Lampung News-- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tingkat Kematian akibat malaria di sub-Sahara Afrika jauh lebih parah daripada yang diakibatkan COVID-19.

Dilansir pada laman Antara, menurut WHO, keadaan itu disebabkan layanan yang dirancang untuk mengatasi penyakit tersebut, yang ditularkan oleh nyamuk,  terganggu selama pandemi virus corona.

Menurut WHO, COVID-19 hampir pasti akan membuat angka itu lebih tinggi pada 2020. Pasalnya, lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia --kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika-- meninggal karena malaria sepanjang tahun lalu, kata WHO dalam laporan malaria global terbaru. 

Baca Juga: Pekerja asing di Malaysia Jalani Tes COVID-19 mulai 1 Desember

Pedro Alsonso, direktur program malaria WHO, mengatakan perkiraannya adalah tergantung pada tingkat gangguan layanan (karena COVID-19), mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, sebagian besar terjadi pada anak-anak.

"Sangat mungkin bahwa jumlah kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat COVID," terangnya.

Laporan WHO menemukan ada 229 juta kasus malaria secara global pada 2019, dan mengatakan bahwa meskipun tantangan pandemi COVID-19 belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara di seluruh dunia telah berjuang keras dan bertahan melawan penyakit tersebut.

"Keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari kepastian," katanya. Beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria telah berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.

Karena penularan malaria yang terus-menerus melalui nyamuk di banyak bagian dunia, separuh populasi global menghadapi risiko tertular penyakit itu --dan malaria masih membunuh satu orang anak setiap dua menit. Meskipun demikian, fokus pendanaan dan perhatian global telah dialihkan, membuat kemungkinan kematian anak dapat dicegah.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x