Khutbah Jumat Terbaru 2021 Tema Empat Permtan Insan Manusia Anugrah Allah Edisi 15 Januari 2021

- 14 Januari 2021, 17:49 WIB
Khutbah Jumat terbaru 2021 tema  Empat Permata dalam Setiap Insan Manusia Edisi 15 Januari 2021
Khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat Permata dalam Setiap Insan Manusia Edisi 15 Januari 2021 /Pixabay/sharonang/

PR Metro Lampung News-- Materi khutbah Jumat terbaru 2021 yang akan dibagikan kali ini punya tema Empat permata dalam setiap insan manusia. Bisa disampaikan dalam khutbah edisi Jumat, 15 Januari 2021.

Khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat permata dalam setiap insan manusia dapat menjadi alarm atau pengingat bagi jamaah yang hadir serta khatib itu sendiri. Supaya senantiasa ingat bahwa manusia adalah sebaik-sebaiknya ciptaan Alla SWT. 

Sampai-sampai ada sebutan permata untuk empat hal yang ada dalam diri manusia. Itulah saking beruntungnya kita diciptakan sebagai makhluk bernama manusia. 

Beruntunglah bagi yang masih bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat, 15 Januari 2021 di masjid. Sebab, bisa berkumpul dan bersilaturahmi dengan sesama manusia. 

Demikian yang akan memunculkan permata di dalam diri dan bermanfaat bagi sesama. 

Baca Juga: Khutbah Jumat 15 Januari 2021 Terbaru, Memupuk Optimisme selama Pandemi Pascavaksin

Khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat permata dalam setiap insan manusia edisi 15 Januari 2021 ini dilansir dari laman NU Online. Terdapat teks lengkap isi khutbah yang bisa dijadikan referensi atau contoh bagi khatib. 

Maka, inilah khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat permata dalam setiap insan manusia edisi 15 Januari 2021.

Khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat permata dalam setiap insan manusia edisi 15 Januari 2021

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الًّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمِ وَالّذِيْ هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لآاِلهَ إِلّاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُوْصِلُنَا إِلَى جَنَّاتِ النَّعِيْمِ وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظَرِ لِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وأَشْهَدُ أَنْ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِىُ الرَّؤُفُ الرَّحِيْمُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡإِنۡسَانَ فِيۡۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ

Ma’asyiral Muslimin rakhimakumullah,

Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk terbaik. Ia diciptakan dengan bentuk fisik yang indah, juga diberi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal pikiran, rasa, dan karsa (kehendak). Manusia berbeda dari makhluk Allah lainnya. 

Malaikat diciptakan hanya memiliki akal tanpa diberi syahwat dan nafsu. Hewan dibekali syahwat sehingga hidupnya hanya mengikuti keinginan kebutuhan badannya; makan, minum, berhubungan badan dan segala keinginan yang bersifat jasmaniah.

Sementara setan diciptakan hanya dengan bekal nafsu sehingga sepanjang hidupnya selalu ingkar akan nikmat Allah. Manusia, sebagaimana disebutkan dalam surat At-Tiin ayat 4 diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya:

 لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡإِنۡسَانَ فِيۡۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ 

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021 Tema Dosa dan Kerugian Bergosip di Media Sosial Edisi 15 Januari

Manusia diciptakan dengan segala sesuatu yang dikaruniakan kepada malaikat, hewan dan setan, yakni berupa akal pikiran, syahwat, dan hawa nafsu. Oleh karena itu, kehidupan umat manusia lebih dinamis, karena manusia berjuang dalam tarikan antara ketiganya. 

Manusia bisa menjadi seperti malaikat hanya tunduk patuh pada Allah, bisa seperti hewan hanya mementingkan keinginan jasmaninya, ataupun bisa seperti setan hanya mengumbar hawa nafsunya. Sebagai makhluk ciptaan dalam bentuk terbaik, manusia dikaruniai empat hal sebagai permata dirinya. 

Empat permata ini disebutkan Rasulullah dalam hadistnya, sebagaimana dikutip oleh Ihya’ Ulumiddin

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَةُ جَوَهِرَ فِيْ جِسْمِ بَنِيْ اَدَمَ يُزَلُهَا اَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ اَمَّا الْجَوَاهِرُ فَالْعَقْلُ وَالدِّيْنُ وَالْحَيَاءُ وَالْعَمَلُ الْصَّالِحُ

Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat permata dalam tubuh manusia yang dapat hilang karena empat hal. Empat permata tersebut adalah akal, agama, sifat malu, dan amal salih”.

Akal adalah alat untuk memahami agama. Agama adalah rambu-rambu atau aturan yang memberikan arah pada manusia, sifat malu adalah pengendali, dan amal salih adalah buah dari akal memahami agama dengan pengendali berupa sifat malu tadi.

Akal menjadi pemimpin dalam tubuh manusia untuk memahami mana yang hak dan batil, mana yang patut ataupun tidak, mana yang harus dikerjakan ataupun ditinggalkan. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Edisi 15 Januari 2021, Dua Sikap Bijaksana Menghadapi Bencana

Ibnu Hajar al-Asyqalani dalam kitabnya Nashaihul Ibad mendefinisikan akal sebagai

جَوْهَرٌ رُوْحَانِيٌّ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالَى مُتَعَلَّقًا بِبَدْنِ الاِنْسَانِ يُعْرَفُ بِهِ الْحَقُّ وَالْبَاطِلُ

 

"Permata ruhani ciptaan Allah yang berada dalam jasad manusia untuk mengetahui sesuatu yang hak dan batil.”

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Permata kedua yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah agama. Agama adalah aturan atau norma yang mengarahkan akal manusia untuk menerima hal-hal yang baik, layak dan pantas. 

Agama menjadi pedoman bagaimana manusia menjalani kehidupannya; bagaimana mengendalikan syahwat dan nafsu. Akal sehat akan mengarahkan kita dapat menerima agama yang hanif (lurus), yang mampu memberikan ketenangan lahir batin dan dapat melahirkan sifat pengedali (malu), serta membuahkan amal salih.  

Malu merupakan sifat yang dikembangkan oleh agama untuk mengendalikan perilaku manusia, yang dapat membedakan kita dengan hewan ataupun setan. Oleh karena itu, Ibnu Hajar al-Asqalani membagi malu menjadi dua, yakni haya’un nafsiyun dan haya’un imaniyun. 

Baca Juga: Terbaru Khutbah Jumat Tema Keutamaan Mengendalikan Amarah Edisi 8 Januari 2021

Haya’un nafsiyun adalah rasa malu yang diberikan Allah pada setiap manusia, seperti rasa malu memperlihatkan auratnya dan sejenisnya. Sifat ini tidak diberikan pada hewan. Sementara haya’un imaniyun adalah 

أَنْ يَمْنَعَ المُؤْمِنُ مِنْ فِعْلِ الْمَعَاصِي خَوْفًا مِنَ اللهِ

"Ketika seorang mukmin mampu mencegah dirinya untuk berbuat maksiat karena takut kepada Allah subhanahu wata'ala.” 

Sifat ini hanya diberikan pada orang mukmin yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami perintah dan larangan Allah. Karena itu, wajar jika Rasulullah pernah memberikan nasihat kepada sahabatnya dengan mengatakan:  

اَلْحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِ

"Malu itu sebagian dari iman.”

Malu untuk berbuat maksiat, malu meninggalkan perintah agama, malu tidak berbuat baik dan lain sebagainya.

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Permata yang terakhir yang dimiliki manusia adalah amal shalih, yakni perbuatan yang patut dan baik menurut kaidah agama.

Amal shalih adalah buah dari kemampuan kita memahami agama, menjalankan perintah agama, serta kemampuan kita mengendalikan sikap dalam kehidupan. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021 Tema Kunci Utama Pintu Surga Edisi 8 Januari 2021

Banyak orang mampu memahami agama atau mengerti ilmu agama, tetapi tidak mampu mengendalikan syahwat dan nafsunya, sehingga ia tidak memiliki rasa malu, maka ia hanya bisa melakukan sesuatu yang hanya berorientasi pada kebutuhannya yang kadang merugikan orang lain.

Contoh sederhana yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, betapa banyak orang pandai agama tetapi tidak mampu mengendalikan diri, sehingga ia bukan mengamalkan ilmu agama, namun hanya memperalat agama untuk kepentingan dirinya atau kelempoknya. 

Maka akibat yang timbul dari itu bukan amal shalih tetapi justru maksiat.  

Jamaah Jumat yang dimulayakan Allah,

Rasulullah dalam dalam hadits di atas juga mengingatkan pada kita akan bahaya yang mengancam empat permata manusia tersebut. Rasul mengatakan:

فَالْغَضَبُ يُزِيْلُ الْعَقْلَ وَالْحَسَدُ يُزِيْلُ الدِّيْنَ وَالطَّمَعُ يُزِيْلُ الْحَيَاءَ وَالْغِيْبَةُ يُزِيْلُ الْعَمَلَ الصَّالِحَ

 

Ghadlah (marah-marah) dapat menghilangkan akal, iri dan dengki (hasud) dapat menghilangkan agama, serakah (thama’) dapat menghilangkan sifat malu, dan menggunjing (ghibah) dapat menghilangkan amal shalih. 

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Semoga kita dapat mengoptimalkan permata yang ada dalam hidup kita untuk menjadi insan pilihan dan masuk dalam kategori muttaqin (orang yang memiliki ketakwaan). 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ 

Demikian khutbah Jumat terbaru 2021 tema Empat permata dalam setiap insan manusia edisi 15 Januari 2021.***

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x