Anjuran Puasa Rajab, Simak Dalil dan Penjelasannya

15 Februari 2021, 13:29 WIB
Ilustrasi buka puasa kurma /PIXABAY/Enotovyj

 

PR Metro Lampung News-- Anjuran melaksanakan puasa sunah untuk dilaksanakan sebanyak mungkin mengingat puasa sunah sarat keutamaan lahir dan batin.

 

Anjuran Ibadah puasa sunah merupakan ibadah antara Allah dan mahluknya.

Karena itu, agama Islam tidak akan menghalangi pemeluknya yang ingin mengejar banyak keutamaan melalui puasapuasa sunah. Tentunya selain pada hari-hari tertentu yang dilarang untuk puasa sunah. 

Teristimewa pula puasa sunah yang diperintahkan Rasulullah SAW seperti puasa Rajab, maka anjuran agama semakin kuat.

Baca Juga: Khutbah Menyambut Bulan Ramadhan, Kegembiraan Menyambut Puasa Bulan Ramadhan

Dikutip dari NU Online mengenai puasa sunah, Senin 15 Februari 2021, Abu Bakar bin M Al-Hishni dalam karyanya Kifayatul Akhyar menyebutkan:

يستحب الإكثار من صوم التطوع. وهل يكره صوم الدهر؟ قال البغوي: نعم. وقال الغزالي: هو مسنون. وقال الأكثرون: إن خاف منه ضررا أو فوت حق كره، وإلا فلا

Artinya: Dianjurkan sekali memperbanyak puasa sunah. Timbul pertanyaan, apakah makruh puasa sepanjang masa? Imam Baghawi berpendapat, makruh. Sementara Imam Ghazali mengatakan, itu justru disunahkan. Sedangkan mayoritas ulama menjelaskan, selagi khawatir akan mudlarat tertentu atau melalaikan kewajiban karenanya, maka puasa sepanjang masa hukumnya makruh. Tetapi jika tidak membawa akibat-akibat tertentu, maka tidak makruh.

Di samping anjuran puasa sebanyak mungkin mengingat besarnya keutamaan ibadah jenis ini, Rasulullah SAW menekankan agar umatnya tidak melewatkan kesempatan puasa pada bulan-bulan Haram (mulia) sebagai kesempatan emas.

Syekh Yahya Abu Zakariya Al-Anshori dalam Tahrir Tanqihil Lubab mengatakan sebagai berikut:

وللأمر بصومها في خبر أبي داود وغيره وأفضلها المحرم لخبر مسلم: افضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

Artinya: Perintah berpuasa di bulan mulia tertera pada hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan imam lainnya. Dan yang paling utama dari semua bulan itu adalah Muharram seperti hadits riwayat Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda: Puasa paling afdlal setelah Ramadlan itu dikerjakan pada bulan Muharram.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru Edisi Februari 2021, Peristiwa Penting di Bulan Rajab dan Keistimewaannya

Adapun perihal bulan-bulan mulia ini, ada baiknya kita mengamati keterangan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu‘in berikut ini:

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان.

Artinya: Bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadlan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban. 

Puasa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan, jelas puasa di bulan Muharram. Tetapi mana yang lebih utama setelah Muharram, ulama berbeda pendapat.

Sebagian ulama mengatakan bulan Sya’ban jatuh setelah Muharram. Sementara Imam Royani memilih Rajab berada di posisi ketiga setelah Ramadlan dan Muharram. 

Keterangan ini dikutip dari Kifayatul Akhyar. Pendapat Imam Royani sejurus dengan keterangan sebelumnya di Fathul Mu‘in. 

Baca Juga: Bagi Islam Ini Doa Akhir Tahun 2020 dan Awal Tahun 2021 Lengkap Beserta Artinya

Dalam I‘anatut Thalibin, Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi mengemukakan sejumlah catatan soal Rajab sebagai salah satu bulan mulia di sisi Allah dan Rasulnya.

ثم رجب هو مشتق من الترجيب، وهو التعظيم لأن العرب كانت تعظمه زيادة على غيره. ويسمى الأصب لانصباب الخير فيه. والأصم لعدم سماع قعقعة السلاح فيه. ويسمى رجم ـ بالميم ـ لرجم الأعداء والشياطين فيه حتى لا يؤذوا الأولياء والصالحين

 

Artinya: ‘Rajab’ merupakan derivasi dari kata ‘tarjib’ yang berarti memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut ‘Al-Ashobb’ karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.

Ia bisa juga dipanggil ‘Al-Ashomm’ karena tidak terdengar gemerincing senjata untuk berkelahi pada bulan ini. Boleh jadi juga disebut ‘Rajam’ karena musuh dan setan-setan itu dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh.

Dari uraian tersebut, kita memperoleh keterangan Anjuran terkait bulan-bulan terhormat yang mana kita disunahkan untuk berpuasa pada bulan yang dimuliakan Allah SWT dan Rasulnya SAW itu. Termasuk bulan Rajab, Wallahu a‘lam.***

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler