Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 17 18 19 20 Buku Tematik Subtema 1 Kampung Wonorejo

22 Januari 2021, 13:21 WIB
Simak kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 subtema 1 pembelajaran 3 kampung Wonorejo /Tangkapan layar buku tematik/Metro Lampung News/Hanisaul Khoiriyah

PR Metro Lampung News-- Kembali dibagikan artikel tentang kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 kisah Kampung Wonorejo di Papua. Wah tema kali ini menarik cerita berasal dari bagian timur wilayah Indonesia. 

Tujuannya supaya murid-murid lebih banyak lagi mengenal daerah-daerah di Indonesia. Baca lengkap kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 kampung Wonorejo untuk mengoreksi hasil kerjaan siswa. 

Kisah kampung Wonorejo ini secara garis besar menceritakan bagaimana rukunnya interaksi masyarakat meski berasal dari latar belakang yang berbeda. Soalnya, ini contoh yang baik bagi warga masyarakat lain. 

Bila para siswa benar-benar memperhatikan maka dapat mengambil pelajaran untuk bekal hidup di lingkungan rumahnya.

Bisa pula diterapkan saat bergaul bersama teman-teman. 

Siswa akan belajar menciptakan kerukunan meskipun temannya berasal dari latar belakang yang berbeda.

Misalnya agama, suku, dan bahasanya berbeda. Oleh sebab itu harus toleransi.

Perihal untuk berkehidupan di negara Indonesia yang kita cintai ini. 

Bacaan untuk siswa kelas 6 yang merupakan teks panjang dapat melatih keterampilan membaca. Sebab, dari banyak paragraf dalam teks harus disimpulkan menjadi satu atau dua kalimat saja oleh siswa. 

Maka, inilah kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 kampung Wonorejo. 

Baca dulu yah materi halaman 17 cukup panjang. Boleh dilompatkan dan langsung saja scrol terus untuk masuk ke soal dan kunci jawaban 

Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua

Kampung Wonorejo, Arso Timur, Papua adalah salah satu kampung transmigran. Warganya berasal dari berbagai daerah padat penduduk di Pulau Jawa.

Kondisi tersebut membuat warga di kampung Wonorejo memiliki perbedaan suku, agama, dan budaya.

Di Kampung Wonorejo, posisi rumah warga bersebelahan. Semua warga akrab tak terkecuali anak-anak. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 82 Subtema 2 Pembelajaran 6 Tentang Hak Warga Negara

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 78 79 80 Subtema 2 Buku Tematik Pembelajara 6 Melaksanakan Hak

Setiap hari anak-anak di Kampung Wonorejo pergi ke sekolah bersama. Itu sebabnya mereka sangat akrab.

Mereka suka bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain.

Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka. Setiap akhir minggu anak-anak Kampung Wonorejo berkumpul di balai utama kampung. 

Biasanya, mereka olahraga bersama atau sekadar bermain-main.

Bagi anak-anak yang menginjak usia remaja akan mendapat penyuluhan tentang menjaga kebersihan diri saat pubertas dari tenaga kesehatan. 

Kadang-kadang mereka juga membantu orang tua yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan. Semua warga di Kampung Wonorejo hidup rukun. 

Mereka menyadari bahwa para pahlawan telah meraih kemerdekaan dengan semangat perjuangan tinggi.

Dalam meraih kemerdekaan, para pejuang tidak memandang perbedaan daerah, agama, dan suku bangsa. 

Mereka bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Oleh sebab itu, semua warga Kampung Wonorejo ingin menjaga persatuan di daerah mereka sebagai wujud menjaga kesatuan NKRI.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 47 48 49 Subtema 2 Pembelajaran 1 Buku Tematik

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 50-51 Subtema 2 Pembelajaran 1 Buku Tematik 

Mereka hidup rukun dalam perbedaan. Potret Kampung Wonorejo, Arso Timur, menunjukkan kepada kita tentang kerukunan dalam keragaman. 

Semua warga kampung hidup rukun walaupun berbeda asal usul suku bangsa, agama, dan budaya. Keragaman suku bangsa menjadi modal sosial dalam pembangunan.

Keberadaan berbagai suku bangsa yang ada di Kampung Wonorejo ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah tentang transmigrasi.

Program transmigrasi di mulai sejak pemerintahan Orde Baru pada tahun 1961. 

Pemerintah Orde Baru menggalakkan program transmigrasi sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera.

Melalui program ini membuktikan bahwa setelah mengikuti transmigrasi, masyarakat memiliki rumah, lahan pertanian, dan keterampilan sebagai bekal hidup di lokasi transmigrasi. 

Program tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini berlandaskan pada hak setiap warga negara untuk mendapat penghidupan dan pendidikan yang layak dari negara.

Saat ini latar belakang kehidupan warga di Kampung Wonorejo sudah mengalami percampuran budaya dan agama.

Sebagian warga Kampung Wonorejo sudah melakukan pernikahan antarsuku. 

Bagi warga Kampung Wonorejo, keragaman adalah kekayaan mereka. Dalam perkembangannya, ada beberapa yang harus diperhatikan antara Kampung Wonorejo dan kampung-kampung sekitarnya, misalnya Kampung Kibay. 

Penduduk asli Kibay terdiri atas 121 kepala keluarga. Sebagian dari mereka tersebar di Distrik Arso. 

Wilayah Kibay memiliki potensi sumber daya alam seperti hutan dan hasil pertanian. Warga di Kampung Kibay menanam sayur dan umbi-umbian untuk dikonsumsi sebagai makanan pengganti beras. 

Para wanita di kampung ini juga terampil menganyam noken dari kulit pohon.

Sebagian warga bekerja serabutan penebang kayu, tukang bangunan, dan buruh harian di perkebunan sawit. 

Potret Kampung Kibay memberi gambaran kepada kita tentang mata pencaharian sebagian besar penduduk asli Papua dan para transmigran, seperti di Kampung Wonorejo. 

Di Kampung Wonorejo, kehidupan masyarakat cukup harmonis. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk asli Papua. 

Apabila terjadi peristiwa yang menyangkut hukum, seperti pencurian atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat akan diproses secara hukum.

Akan tetapi, sebelumnya mereka harus menyelesaikan masalah tersebut melalui paguyuban adat. 

Jika ada kerusuhan di Kampung, paguyuban selalu berperan penting dalam proses penyelesaian masalah. Para perempuan di Kampung Wonorejo dan Kampung Kibay juga saling bertukar pengetahuan antara perempuan Papua dan perempuan transmigrasi yang berasal dari Jawa. 

Para perempuan Jawa mengajarkan perempuan Papua cara membuat kue dari bahan tepung singkong dan cara membuat sayur dari batang pohon pisang. Sebelumnya orang Papua, selalu membuang batang pohon pisang yang sudah ditebang. 

Berkat pengetahuan dari perempuan 

Jawa, kini mereka memanfaatkan batang pisang menjadi sayur yang lezat. Penduduk asli Papua dan warga transmigran saling bertoleransi. 

Mereka saling menghormati perbedaan agama maupun budaya. Mereka menganggap bahwa perbedaan budaya dan agama merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga. 

Para penduduk bisa hidup rukun berdampingan sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Warga Kampung Kibay dan Kampung Wonorejo tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Mereka juga menjaga persatuan dan kesatuan serta selalu menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam segala perbedaan yang ada. Mereka memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia yang beretika dan santun, serta mempunyai jiwa gotong royong, dan toleransi tinggi. 

Mereka ingin menciptakan kehidupan di bumi Indonesia yang damai, tenteram, hidup rukun berdampingan. 

Oleh: Nirwasita

(Diolah oleh buku tematik: https://www.kompasiana.com/spiritofpapua/migrasi-dan-perempuan-dalam-keragaman-kampung-wonorejo_56990c2ff67e61f40a27f392

Ayo Berlatih Inilah soal dan kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 subtema 1 buku tematik pembelajaran 3 kampung Wonorejo kerukunan keberagaman

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini secara lisan!

1. Apa judul bacaan di atas?

Jawaban: Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua

2. Apa kata kunci pada judul bacaan di atas?

Jawaban: Kampung Wonorejo

3. Apakah informasi dari bacaan berdasarkan kata kunci pada judul? 

Jawaban: Kampung Wonorejo di Papua adalah kampung yang dihuni penduduk asli dan transmigran. Mereka saling hidup rukun dalam keseharian meski berasal dari suku, budaya, dan agama yang berbeda. Mulai dari orang tua hingga anak-anak hidup berdampingan dengan harmonis. 

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan pada kolom tersedia!

1. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai warga masyarakat dalam memaknai kemerdekaan?

Jawaban: selalu menjaga kerukunan dengan sesama warga masyarakat. Misalnya bila ada salah paham langsung dijelaskan. Selain itu, memaknai kemerdekaan bisa dengan cara bergotong royong menjaga lingkungan dan keamanan. 

2. Bagaimana pelaksanaan kewajibanmu sebagai warga masyarakat?

Jawaban: Kewajiban sebagai warga masyarakat bisa dilakukan dengan cara merawat lingkungan, membantu tetangga yang membutuhkan, dan saling toleransi antar warga yang berbeda latar belakang. 

Ayo Renungkan

1. Apa yang sudah kamu pelajari pada pembelajaran kali ini? Apakah kamu merasa kesulitan? Tuliskan yang sudah kamu pelajari. Tuliskan juga kesulitan jika kamu merasa kesulitan pada pembelajaran kali ini. Tuliskan pada kolom berikut.

Jawaban: Kali ini saya belajar tentang contoh kerukunan di warga masyarakat. Pembelajaran ini menjadi hal penting karena dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. 

Kerja Sama dengan Orang Tua

2. Apa makna kemerdekaan bagimu dan keluargamu? Coba diskusikan bersama orang tuamu. Kemudian, tuliskan hasil diskusi pada kolom berikut.

Jawaban: Kemerdekaan bagi saya dan keluarga adalah bisa bebas berpendapat atau menyampaikan gagasan di publik misalnya saat kumpulan dengan warga. Selain itu, kemerdekaan juga saat kita bisa mendapatkan pendidikan sesuai dengan hak warga negara. 

Demikian alternatif kunci jawaban tema 6 kelas 6 halaman 17 18 19 20 buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 kampung Wonorejo. ***

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: Buku Tematik SD

Tags

Terkini

Terpopuler