Mengapa KRI Nanggala-402 Perlu Peremajaan Alutsista, Ini Saran DPR Kepada Pemerintah

- 22 April 2021, 13:07 WIB
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin, 6 Februari 2021.
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin, 6 Februari 2021. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa
 
 
PR Metro Lampung News-- Kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara, pada Rabu 21 April 2021 kemarin. 
 
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto menilai kejadian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak itu menjadi sinyal diperlukan peremajaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di Indonesia. 
 
Mengapa Alutsista harus diremajakan, Atut menilai Alutsista di TNI sudah banyak yang tua dan rusak. 
 
Sebelum lanjut baca: di bawah ini Video Momen Haru Para Kru KRI Nanggalan 402 Menyanyikan Lagu "Sampai Jumpa" Endang Soekamti
 

"Kami tidak ingin kejadian seperti ini kembali terjadi, kita tahu Alutsista di TNI sudah banyak yang tua dan rusak. Ini kebijakan besar dan DPR ingin melihat TNI yang kuat," kata Utut di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis 22 April 2021. 
 
Utut menyarankan agar pemerintah yakni Menteri Pertahanan, Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan duduk bersama Presiden dan Menteri Keuangan untuk merumuskan langkah kedepan mengenai kondisi Alutsista Indonesia. 
 
 
Menurut Utut, fakta dan data seperti kondisi Alutsista Indonesia saat ini sudah banyak tua dan rusak, kondisi keuangan negara, dan apakah ada potensi perang konvensional atau tidak. 
 
"Kalau tidak ada potensi perang konvensional, apa langkahnya (terkait kondisi Alutsista) karena ada yang berpendapat kita tidak akan ada perang secara konvensional namun sikap kita bagaimana?," ujarnya. 
 
Utut menilai kondisi Alutsista Indonesia sudah banyak yang tua sehingga sebaik apapun perawatannya namun tetap berisiko tinggi. 
 
Dia pun mencontohkan, pesawat Hercules sudah beberapa kali jatuh. 
 
 
Jika peristiwa itu terjadi, maka Indonesia kehilangan prajurit-prajurit terbaiknya. 
 
Kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara, pada Rabu 21 April 2021. 
 
Saat ini sudah ada 5 KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang. 
 
 
Sementara itu, TNI menerima bantuan kapal penyelamat dari negara Singapura dan Malaysia terkait proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Perairan Bali bagian utara, pada Rabu 21 April 2021. 
 
"Kemudian juga ada penawaran bantuan dari negara sahabat yang pertama dari Singapura dengan Kapal Swift Rescue dan kapal-kapal penyelamat bagi kapal selam yang mengalami kendala di bawah air," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis 22 April 2021. 
 
 
Ia mengatakan kapal bantuan dari Singapura yaitu Kapal Swift Rescue akan tiba pada 24 April 2021, sedangkan kapal bantuan dari Malaysia Rescue Mega Bhati akan tiba pada 26 April 2021. 
 
Lalu ada beberapa negara lainnya yang juga menawarkan bantuan, di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, Rusia dan Australia. 
 
Kemudian, bantuan juga diterima dari Basarnas dan KNKT. "Mereka akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas P3L dengan menggunakan kapal basarnas," katanya. 
 
Adapun kronologisnya pada pukul 03.45 KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal. 
 
Kemudian, itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.***

Editor: D. W. Kusuma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x