Kim Jong Un Dikabarkan Menerima Vaksin Covid-19 dari China

- 8 Desember 2020, 17:27 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /Instagram.com/@marshalkimjongun

PR Metro Lampung News-- Seorang pengamat asal Amerika Serikat mengaku mendapat informasi dari dua orang agen intelijen Jepang bahwa China diyakini menyediakan sejumlah dosis calon vaksin COVID-19 untuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un beserta keluarganya. 

Kim, keluarganya, dan beberapa pejabat tinggi di Korea Utara turut menjadi peserta uji coba calon vaksin COVID-19. Hal ini diinformasikan Harry Kazianis, pengamat Korea Utara dari Center for the National Interest, lembaga kajian yang berpusat di Washington, AS. 

Kazianis menyampaikan sampai saat ini, masih belum ada kejelasan calon vaksin buatan siapa yang diberikan ke Kim dan informasi lain mengenai keamanan anti virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19. 

Lewat tulisannya yang dikutip melalui Antara, Kazianis mengungkapkan Kim Jong Un dan beberapa pejabat tinggi yang masih masuk dalam keluarga Kim serta jaringan kepemimpinan di Korea Utara telah menjalani vaksinasi virus corona dalam dua minggu sampai tiga minggu terakhir ini dan vaksin itu disediakan oleh Pemerintah China. 

Mengutip pernyataan Peter J Hotez, seorang ahli kesehatan asal AS, mengatakan ada tiga perusahaan asal China yang mengembangkan kandidat vaksin COVID-19, di antaranya Sinovac Biotech Ltd, CanSinoBio dan Sinopharm Group.

Sinopharm mengatakan calon vaksinnya telah digunakan oleh hampir satu juta orang di China. Sejauh ini belum ada calon vaksin yang telah melewati uji klinis tahap III dan mendapat persetujuan atau izin pakai dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, beberapa pengamat ragu Kim bersedia menerima vaksin yang masih menjalani tahap uji coba.

"Meskipun vaksin buatan China telah disetujui, tidak ada obat yang sempurna dan Kim Jong Unntidak akan mengambil risiko itu mengingat ia punya banyak tempat yang memungkinkan dirinya terisolasi ketat," kata Choi Jung-hun, ahli penyakit menular. Ia membelot dari Korea Utara ke Korea Selatan pada 2012.

Mark Barry, pengamat Asia Timur dan editor International Journal on World Peace, mengatakan Kim kemungkinan cenderung memilih vaksin buatan Eropa yang telah berizin daripada vaksin buatan China.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x