Network
Metro Lampung News-- Gaslighting merupakan sebuah istilah yang akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan. Nah, sudahkah kamu tau apa itu gaslighting? Simak apa itu gaslighting berikut penjelasan artinya, supaya terhindar dari toxic relationship.
Gaslighting merupakan salah satu bentuk kekerasan psikologis.
Gaslighting umumnya banyak terjadi dalam sebuah hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship.
Toxic relationship merupakan serapan bahasa inggris untuk menamai fenomena hubungan beracun, dimana kedua belah pihak tidak mendapatkan keamanan dalam sebuah hubungan.
Dampak lanjutan dari toxic relationship yang paling terlihat yaitu menurunnya kualitas kesehatan mental baik dari salah satu maupun kedua belah pihak.
Baca Juga: Apa Itu Gucci Challenge yang Viral di TikTok? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Kata Gaslighting pertama kali di populerkan oleh sebuah film adaptasi Patric Hamilton pada tahun 1938.
Film ini menceritakan tentang tokoh utama yang memanipulasi istrinya, ia membuat istrinya percaya bahwa ia memiliki gangguan kejiwaan dengan tujuan untuk menutupi kejahatan yang ia lakukan.
Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dilakukan oleh gaslighter- sebutan untuk pelaku gaslighting- yang berupaya menciptakan keraguan dalam diri seseorang.
Taktik ini akan membuat korban mempertanyakan persepsi, ingatan hingga kewarasannya sendiri.
Umumnya gaslighting berhasil dilakukan apabila korban memiliki rasa percaya kepada gaslighter, sebab gaslighting sering terjadi di antara orang-orang terdekat.
Dalam praktik gaslighting, terdapat kekerasan emosional berupa penyangkalan persepsi dan perasaan hingga penyesatan akan makna yang mengandung kotradiksi dengan keadaan korban dan juga kebohongan yang berat.
Akibatnya, korban gaslighting perlahan-lahan akan meragukan dirinya sendiri.
Berikut indikasi seorang gaslighter yang harus di waspadai
1. Berbohong untuk kepentingan diri sendiri
2. Memberikan informasi tidak lengkap, sehingga korban merasa “digantung”
3. Pelecehan verbal, biasanya dalam bentuk lelucon kasar
4. Mengisolasi korban dan hanya berpusat kepada gaslighter
5. Merendahkan dan meremehkan value dari diri korban
Meski presentase tertinggi dari korban gaslighting adalah perempuan, kekerasan psikologis ini bukanlah sesuatu yang terjadi berdasarkan status gender.
Semua individu terlepas dari gender, dapat menjadi korban dari seorang gaslighter.
Berikut Ciri-ciri korban Gaslighting
1. Korban meresa terlalu sensitif dan memendam segala perasaan negatif sendiri
2. Sering memiliki perasaan cemas yang berlebih akibat gaslighting yang berketerusan
3. Mempertanyakan hingga meragukan kondisi kejiwaan
4. Merasa terisolasi dari lingkungan pertemanan dan keluarga
5. Merasa tidak seperti dirinya yang dahulu, atau kehilangan sense of self
Dalam sebuah hubungan, penting bagi tiap pihak untuk mengkomunikasikan batasan dan membuat kesepakatan, namun ketika seseorang memiliki hubungan dengan seorang gaslighter, hubungan tersebut akan perlahan-lahan menjadi hubungan yang tidak sehat.
Gaslighter pada umumnya melakukan gaslighting untuk menciptakan ketergantungan antara korban terhadap dirinya.
Seringkali perubahan sikap seperti sangat perhatian pada satu waktu dan kemudian mengabaikan korban yang dilakukan oleh gaslighter akan berdampak kepada psikologis korban.
Korban akan mempertanyakan kelayakan dirinya untuk menerima kasih sayang dan rasa aman dalam sebuah hubungan.
Ketika korban sering terpapar gaslighting, efek terburuk yang dapat terjadi yaitu korban mengalami gangguang kesehatan mental serius yang membutuhkan pertolongan professional.
Sehingga dalam hal ini, penting bagi tiap individu untuk mempercayai penilaiannya sendiri ketika dihadapkan dengan seorang gaslighter.
Sekian penjelasan tentang apa itu gaslighting lengkap dengan artinya agar terhindar dari toxic relationship.***
