Mengolesi Cuka pada Kulit yang Terbakar Matahari, Apakah Aman?

30 November 2020, 08:12 WIB
Cuka bisa berbahaya bila digunakan pada kulit yang terbakar sinar matahari /Pixabay/uluerservet

PR Metro  Lampung News-- Ketika Anda sedang mencari pengobatan untuk kulit yang terbakar matahari, Anda akan menemukan banyak ide kreatif di internet.

Salah satu pengobatan yang sering direkomendasikan adalah penggunaan cuka untuk menghilangkan sengatan matahari. Akan tetapi apakah hal tersebut efektif dan aman?

Jawabannya tentu saja tidak. Seperti yang dilansir dalam businessinsider.in, 30 November 2020, Carol Cheng, MD, dokter kulit dan asisten profesor klinis di Sekolah Kedokteran Geffen di UCLA menuturkan bahwa, berdasarkan tingkat keasamannya, cuka bisa berbahaya bila digunakan pada kulit yang terbakar sinar matahari.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Drama Korea Start-Up Episode 13

Sebagian besar jenis cuka, seperti cuka sari apel dan cuka putih, memiliki tingkat pH antara 2 dan 3, sehingga membuatnya sangat asam.

Cheng menuturkan bahwa, mengoleskan cuka pada kulit yang terbakar sinar matahari dapat merusak pelindung kulit yang sudah rusak. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih parah, peradangan, dan penyembuhan yang tertunda.

Cuka juga mengandung bahan-bahan seperti asam asetat, asam laktat, asam sitrat, dan asam malat. Cheng juga menuturkan bahwa mengoleskan cuka pada kulit sensitif dapat menyebabkan luka bakar kimiawi yang serius.

Selain itu, Anda juga harus menghindari penggunaan cuka pada luka melepuh akibat sengatan sinar matahari atau luka terbuka agar tidak terasa semakin sakit.

Lalu, apakah ada cara yang lebih aman dan efektif untuk merawat kulit terbakar sinar matahari? Tentu saja ada. Cheng merekomendasikan solusi berikut:
1. Lidah buaya:
Gunakan gel lidah buaya atau pelembab yang mengandung lidah buaya. Lidah buaya sangat baik untuk kulit yang terbakar sinar matahari karena mengurangi peradangan, melembabkan kulit, dan merangsang produksi kolagen untuk penyembuhan.

Namun, Anda harus menghindari produk lidah buaya yang memiliki tambahan pereda nyeri, yang sebenarnya dapat lebih mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. American Academy of Dermatology mengatakan bahan-bahan ini diakhiri dengan "caine" dan benzocaine adalah salah satu yang paling umum.

2. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID):
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan di tubuh, seperti Ibuprofen dan Aspirin adalah yang paling populer.

3. Mandi dengan air dingin:
Apabila Anda mandi dengan air panas, kemungkinan akan membuat kulit Anda terasa lebih buruk, serta membuat semakin kering. Sebaliknya, mandi dengan air dingin akan membuat kulit terasa lebih nyaman. Anda juga bisa menggunakan kompres dingin dengan membasahi handuk atau kain menggunakan air dingin dan mengoleskannya ke area kulit yang terbakar sinar matahari.

4. Minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi:
Berada di bawah terik matahari dapat menyebabkan Anda dehidrasi, jadi pastikan untuk minum banyak air agar tetap terhidrasi.

Selain mengikuti langkah-langkah diatas, ingatlah untuk selalu mengoleskan tabir surya yang setidaknya memiliki kadar  SPF 30 sesering mungkin saat berada di bawah sinar matahari untuk mencegah terjadinya sengatan matahari. ***

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: Business Insider

Tags

Terkini

Terpopuler