Biaya Produksi Film Satria Dewa Gatotkaca Ditaksir Mencapai Rp20 Miliar

- 13 Mei 2022, 22:56 WIB
Ketahui bahwa biaya produksi film Satria Dewa Gatotkaca ditaksir tembus Rp20 miliar
Ketahui bahwa biaya produksi film Satria Dewa Gatotkaca ditaksir tembus Rp20 miliar /YouTube Satria Dewa Studio/

PR Metro Lampung News -- Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya trailer resmi film Satria Dewa: Gatotkaca telah resmi dirilis.

Satria Dewa: Gatotkaca dijadwalkan tayang di bioskop mulai 9 Juni 2022 mendatang.

Jika melihat trailernya, film ini menyuguhkan efek Computer Generated Imagery (CGI) yang tak kalah keren jika dibandingkan dengan film superhero lainnya.

Tentunya untuk menghasilkan efek CGI yang realistis dibutuhkan biaya yang tak sedikit.

Sutradara Hanung Bramantyo mengungkap biaya pembuatan film Satria Dewa: Gatotkaca yang ditaksir mencapai Rp20 Miliar.

Dikutip dari antaranews.com, menurut Hanung biaya tersebut masih tergolong murah dibandingkan dengan film pahlawan super lain.

"Budget-nya sekitar Rp20 miliar sampai 24 miliar. Jadi kalau ada orang bilang ini budget-nya Rp80 miliar itu enggak benar. Enggak ada separo-separonya budget film superhero yang ada, bahkan yang ada di Indonesia," kata Hanung dalam peluncuran trailer Satria Dewa: Gatotkaca di Depok, Jumat 13 Mei 2022.

Hanung juga mengatakan bahwa pembuatan film superhero memerlukan support system yang kuat, seperti penggunaan CGI dan visual efek yang detail, sehingga biaya produksinya pun bisa dibilang tak murah.

CGI dan visual efek bertujuan untuk membangun imajinasi penonton ketika adegan pertarungan sedang berlangsung.

Menurut Hanung, jika kedua hal tersebut tidak ditonjolkan, tentunya penonton akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.

"Makanya saya bekerja sama dengan Lumine Studio, dengan Mas Andi sebagai komandonya di situ, itu betul-betul pada saat kita men-development ini, saya sudah membayangkan bahwa saya ingin kejadian seperti ini, kekuatan supernya bisa terwujud seperti ini," ungkapnya.

"Jadi, Mas Andi betul-betul memberikan support itu. Kalau enggak ada itu, kita bubarlah. Enggak bisa mewujudkan gagasan kita. Dan anak-anak sekarang enggak akan mungkin bisa kerangkul itu semua," sambung Hanung.

Hanung juga mengatakan bahwa Gatotkaca yang ditampilkan dalam filmnya merupakan perwujudan yang lebih modern dari cerita klasiknya. Namun, ia tetap menampilkan ciri khas dari Gatotkaca seperti kumis dan baju zirahnya.

"Kita buat modern, dulu orang gagah itu selalu berkumis, makanya jadi simbol maskulinitas, sekarang makin klimis makin maco tapi kumis itu tidak kita hilangkan, kumisnya kita buat seolah-olah itu aksen," jelas Hanung.

Selain kumis, Hanung juga mempertahankan kutang Antakusuma atau pakaian yang membuat Gatotkaca bisa terbang meski tanpa sayap. Selain itu, ada juga bintang yang terdapat di dada Gatotkaca.

"Memang kita modif bintang itu yang keren buat anak-anak sekarang," ujar Hanung. ***

Editor: Alfanny Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah