Khutbah Jum’at Terbaru 7 Mei 2021 Tema Waspadai Kendornya Semangat Ibadah di Akhir Ramadhan

- 7 Mei 2021, 10:20 WIB
Khutbah yang bisa jadi bahan naskah penyampaian khutbah Jum’at terbaru 7 Mei 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di akhir Ramadhan
Khutbah yang bisa jadi bahan naskah penyampaian khutbah Jum’at terbaru 7 Mei 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di akhir Ramadhan /unsplash / maggie hung/

PR Metro Lampung News-- Bulan suci Ramadhan menjelang waktu yang paling istimewa, ini ada khutbah yang bisa jadi bahan naskah penyampaian khutbah Jum’at terbaru 7 Mei 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di akhir Ramadhan.

Mulai memasuki detik-detik waktu lailatul qadar, umat muslim harus terus saling mengingatkan dan menasehati agar tidak lalai melaluinya sehingga dalam khutbah Jum’at terbaru 7 Mei 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di akhir Ramadhan.

Laitatul qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan yang didalamnya terdapat banyak keberkahan dan menjadi malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.

Memasuki hari 25 puasa Ramadhan itu artinya tinggal 4 atau 5 hari lagi menemui malam lailatul qadar.

Walaupun tepat kedatangan lailatul qadar tidak mutlak diketahui pasti, namun berupaya di 10 malam terakhirnya merupakan bentuk ikhitar untuk mendapatkan malam keistimewaan tersebut.

Inilah naskah Khutbah Jum’at terbaru 7 Meil 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di Akhir Ramadhan.


اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Maasyiral muslimini rahimakumullah,

“Apabila datang bulan Ramadhan,” demikian sabda Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , “dibukalah pintu-pintu jannah, ditutuplah pintu-pintu nerak, dan dibelenggulah setan-setan.


Dalam lafal lain disebutkan: setan-setan dirantai. Al-Qadhi ‘Iyadh menuturkan bahwa selama Ramadhan tingkah setan menggoda manusia berkurang.

Beliau menuturkan, “Terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya.

Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa pada bulan Ramadhan, jiwa lebih condong pada kebaikan dan amal salih. Kecenderungan kepada kebaikan itu merupakan jalan terbukanya pintu surga.

Begitu pula kejelekan pun berkurang ketika itu yang akibatnya pintu neraka tertutup. Sedangkan setan itu diikat berarti mereka tidaklah mampu melakukan maksiat sebagaimana ketika tidak berpuasa.

Namun maksiat masih bisa terjadi karena syahwat. Ketika syahwat itu ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu.

Selain itu, masih ada tabiat dari amal yang kadang naik, kadang juga turun. Itulah sebabnya, hal lain yang harus tetap dijaga selama Ramadhan adalah semangat untuk terus beramal.

Ibarat perlombaan lari, semakin mendekati garis finish semestinya semakin kencang dan bukan malah semakin kendor.

Demikian pula halnya dengan Ramadhan kita. Semakin mendekati hari-hari terakhir Ramadhan tugas berat kita adalah menjaga agar semangat beramal salih tidak kendor.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah setiap amalan itu ada masa semangatnya.

Siapa yang semangatnya dalam koridor ajaranku, maka ia sungguh beruntung. Namun siapa yang sampai futur (malas) hingga keluar dari ajaranku, maka dialah yang binasa.” (Hr. Ahmad 2: 188. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim, demikian kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Nah! Bagaimana kita menjaga agar semangat beramal selama Ramadhan tetap terjaga.

Pertama, memahami keutamaan amal. Pengetahuan tentang keutamaan sebuah amal akan menjadikan seseorang lebih bersemangat untuk menunaikannya.

Demikianlah salah satu yang dapat kita pahami dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda


لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً


“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (Hr. Bukhari no. 657).

“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut,” tegas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“mereka akan mendatanginya walaupun sambil merangkak.”

Bagi orang munafik yang berat dalam beramal saja, mengetahui keutamaan akan mampu menggerakkan mereka.

Terlebih bagi kaum Muslimin yang selama ini beramal atas dorongan iman di dalam dada mereka.

Jadi, marilah kita isi hari-hari Ramadhan kita dengan mengetahui keutamaan-keutamaan amal, lalu berusaha dengan kemauan kuat untuk mengamalkannya.

Penjelasan Rasulullah di atas semestinya menjadi kecemasan kita saat kita merasa lesu menunaikan shalat Isya’ dan Subuh berjamaah.

Khawatir sifat-sifat kemunafikan berada dalam diri kita. Dengan kekhawatiran itulah, kita berusaha beramal dengan lebih baik lagi.

Beramal dengan penuh semangat. Kita tentu juga sangat khawatir, jika di dalam Ramadhan saja kita amat bermalas-malasan dalam beramal, dapat dibayangkan bahwa di luar Ramadhan dorongan untuk beramal itu menjadi lebih berat lagi.

Pelajari keutamaankeutamaan amal, lalu tunaikan dengan ketekunan.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.”

Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna, dan sempurna.”

Lalu tergeraklah kita untuk menunaikan dan membiasakan shalat Isyraq selama Ramadhan ini.

Mereka yang menunaikan shalat Isyraq, dua rakaat, yang dilaksanakan seusai shalat subuh berjamaah, lalu duduk di tempat hingga matahari meninggi, baginya pahala haji dan umrah dengan sempurna.

Demikianlah keutamaan-keutamaan amal menggerakkan seorang Muslim untuk menjaga semangatnya dalam beramal.

Maasyiral muslimini rahimakumullah,

Yang Kedua, berkumpul dengan orang-orang yang bersemangat untuk menjaga amal salih.

Dr. Muhammad bin Hasan bin ‘Aqil Musa menerangkan, “Sesungguhnya di antara sarana keteguhan terbaik adalah hubungan yang baik dengan orang-orang salih dan bersahabat dengan mereka.”

Beramal bareng-bareng akan lebih memiliki dorongan kuat. Itulah sebabnya, saling menguatkan di antara jamaah masjid sangat diperlukan dalam menjaga amal-amal kita selama Ramadhan.

Di sebuah masjid, beberapa jamaah menanti waktu untuk shalat Isyraq di masjid bersama-sama.

Seusai menyimak kultum Subuh mereka berdiam diri di masjid. Ada yang berdzikir, membaca Quran, dan sebagainya hingga matahari meninggi.

Tiga puluh hingga empat puluh menit yang digunakan untuk menunggu dengan amal salih. Setelahnya mereka shalat Isyraq sendiri-sendiri.

Satu sama lain tanpa sadar saling menjaga untuk istiqamah di dalam beramal. Allah subhanahu wata’ala berfirman.

“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar.” (Qs. at-Taubah: 119).

Ternyata, Allah tautkan penjagaan keimanan dan ketakwaan dengan kebersamaan dengan orang-orang salih.

Oleh karena itu, mendekatlah dengan orang-orang salih, yang semangat mereka dalam beramal senantiasa terjaga.

Berkumpullah dengan mereka agar pengaruh kebaikan dan semangat untuk beramal juga terdapat dalam diri kita.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menguatkan semangat kita untuk mengisi hari-hari Ramadhan ini dengan amal salih.

Selanjutnya, kita selalu berharap agar setiap amal yang tertunaikan di Ramadhan ini diterima Allah ta’ala.

Hal yang dikhawatirkan para salih adalah diterimanya amal. Dari Fudholah bin ‘Ubaid, beliau mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya,

Karena Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Ma-idah: 27).

Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata, “Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan salih.

Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.”

Oleh karena itu sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, “Para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan.

Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.”

Sekali lagi, kita memohon pada Allah subhanahu wa ta’a agar amal-amal kita diterima dan Allah karuniakan keistiqamahan untuk terus beramal salih dengan penuh keikhlasan.

Khutbah kedua.

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber : majalah Edisi 250 | Jumat, 23 April 2021 4 KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sekian khutbah Jum’at terbaru 7 Mei 2021 tema waspadai kendornya semangat ibadah di akhir Ramadhan. Semoga bermanfaat. ***

Editor: Alfanny Pratama

Sumber: IKADI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah