Pesan Antar Kue Khas Imlek, Pandemi Merubah Gaya Belanja

- 9 Februari 2021, 09:34 WIB
Moon Cake, salah satu hidangan ketika hari raya Imlek
Moon Cake, salah satu hidangan ketika hari raya Imlek /MarieXMartin/Pixabay/

PR Metro Lampung News-- Lie Li Hua, pemilik toko Kue Keranjang Keluarga Lie, di Tangerang, Banten, sudah berjualan melalui e-commerce sejak 2020 lalu. 

Pandemi virus corona (Covid-19) yang mulai menyebar di Indonesia membuatnya berinovasi dalam berjualan kue.

Lie menambahkan bahwa penjualan tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. 

"Lebih meningkat tahun ini. Karena sekarang sebagian orang enggak bikin, jadi order-nya ke kita, ada langganan teman mengenalkan ke kita. Toko-toko ambil di kita," kata Lie, dikutip dari Antara, Selasa 9 Februari 2021. 

Para penjual kue khas Imlek di Jakarta dan sekitarnya menawarkan layanan pesan antar dan hadir di platform daring untuk menyiasati minimnya mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Gaya belanja warga kini berubah. 

Apalagi saat ada program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sebagai bagian dari strateginya menyiasati kondisi pandemi, Lie menawarkan gratis ongkos kirim untuk pemesan. 

Syaratnya alamat pengiriman berjarak sekitar 10 kilometer dari tempat usahanya. 

"Kalau jarak dekat enggak pakai ongkos kirim. Ya kira-kira 10 km. Saya di daerah Tangerang, itu masih sih bisa nganter daerah Serpong, Tiga Raksa, Lippo Karawaci, kita antar pribadi," tambahnya. 

Harga Tidak Naik

Selain pesan antar dan gratis ongkos kirim untuk jarak antar sekitar 10 km, Lie juga tahun ini tidak menaikkan harga kue keranjangnya. 

Meskipun harga bahan-bahan kue sudah naik, menurutnya masih tertutupi dari harga jual kue. Ia masih mendapatkan untung meskipun tidak menaikkan harga jual. 

"Biarpun bahan bakunya naik tapi kita enggak naikin harga, seperti tahun kemarin, itu salah satu strateginya," jelas Lie. 

Lie mengatakan yang paling disukai pelanggannya adalah jenis kue yang berkemasan daun pisang. 

Tapi, kalau pemesanan partai besar biasanya memilih yang berbungkus plastik.

"Daun pisang harganya lebih tinggi karena kemasannya beda dan lebih sulit masukinnya (pembuatannya)," kata Lie. 

Seperti halnya Lie, penjual kue keranjang di Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, Herman, juga mengandalkan layanan pesan antar untuk beradaptasi dengan situasi pandemi.

"Sekarang kami ervice, kami kirim pakai ojek online atau apa atau kita kirim sendiri. Lebih capek emang, luar biasa harus keliling tapi gimana lagi," ujar Herman. 

Belum merambah ke e-commerce, Herman selama ini memasarkan kue keranjangnya lewat media sosial, seperti Instagram, dan pemesanan ia terima melalui short messange service (SMS) dan WhatsApp.

"Pakai Instagram baru tahun lalu," ujar Herman.

Herman mengatakan saat-saat menjelang Imlek seperti sekarang ini, kue yang paling banyak diminati adalah kue keranjang dengan bungkus daun pandan dan yang rasa orisinal berbungkus plastik.

"Sebenarnya sih ada rasa kayak kulit jeruk. Tapi kalau kue China yang kayak gitu malah aneh ya, mending yang orisinal kalau jeruk itu enggak semua orang suka, paling satu atau dua orang doang," kata Herman. 

Pemerintah telah mengimbau para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai media promosi dan penjualan agar bisa bertahan menghadapi pandemi Covid-19.***

Editor: D. W. Kusuma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah