Divonis Hukuman Penjara 1.075 Tahun, Siapa Sebenarnya Harun Yahya?

- 12 Januari 2021, 10:42 WIB
Harun Yahya divonis penjara 1.075 tahun.
Harun Yahya divonis penjara 1.075 tahun. /Harun-yahya.org/

PR Metro Lampung News-- Adnan Oktar (64) atau yang lebih dikenal dengan nama Harun Yahya divonis hukuman penjara 1.075 tahun, setelah dinyatakan bersalah dalam kasus kejahatan seksual.

Vonis ini dikeluarkan oleh pengadilan di Istanbul, Turki, hari Senin 11 Januari 2021.

Lalu siapakah Harun Yahya ini? Sebagian dari masyarakat Indonesia mengenal Harun Yahya adalah seorang tokoh yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya Agama dan Sains.

Generasi 90an mungkin juga telah akrab dengan nama Harun Yahya, karena pernah menonton video pembantah teori evolusi Darwin. 

Tidak hanya soal anti evolusi Darwin, ada beberapa seri video lain yang membahas materi berbeda.

Baca Juga: Divonis 1000 Tahun Penjara, Inilah Fakta-Fakta Kontroversial Harun Yahya

Saat menonton video-video karya Harun Yahya, penonton akan melihat betapa hebatnya prespektif Harun Yahya tersebut. 

Namun tahukah Anda, bahwa Harun Yahya bukan hanya sekedar nama seseorang, tanpa disadari Harun Yahya merupakan nama dari lembaga/organisasi bisnis atau korporasi (enterprise).

Bernando J. Sujibto dalam bukunya berjudul 'Harun Yahya Undercover' memberikan penerangan terhadap pandangan masyarakat selama ini tentang Harun Yahya yang populer dengan karya-karya spektakulernya.

Harun Yahya bergerak dibawah kepemimpinan Adnan Oktar.

Baca Juga: Tak Suka Fotonya Diunggah dr. Tirta, Melly Goeslaw Tanggapi 'Anda Punya Masalah dengan Saya?'

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Ini Jadwal Tayang Penthouse Season 2

Tujuan penamaan Harun Yahya dalam organisasi tersebut ialah sebagai nama pena dari Adnan Oktar untuk membentuk branding dirinya dimata dunia.

Hal tersebut dapat dilihat dalam karya-karyanya yang mencantumkan biografi penulis, dan memaparkan nama Harun Yahya sebagai nama personal dan nama pena dari penulis.

Karya-karya Harun Yahya bisa diakses di harunyahya.org atau harunyahya.com.

Karya-karya yang telah diterbitkan atas nama Harun Yahya mencakup pembahasan mengenai Agama, Sains, Akhir Zaman, Imam Mahdi, Musthafa Kemal Ataturk, Sejarah, Politik dan lain sebagainya.

Namun karyanya yang berkaitan dengan Sains merupakan yang paling populer di antara karyanya yang lain.

Sebagaimana tujuan utamanya ialah menentang Teori Evolusi yang dicetuskan oleh Darwin.

Untuk hal tersebut, Adnan Oktar mencoba membuktikan kebenaran Alquran melalui Sains sebagai bantahan atas teori Evolusi tersebut, dan ini menjadikan Harun Yahya sosok yang dikagumi oleh banyak kalangan utamanya umat Islam.

Di sisi lain upaya asosiasi Sains dengan Alquran tidak selamanya mendapat respon yang baik dari beberapa pihak.

Dalam sebuah essay pernah dikatakan “Kitab suci tidak perlu dicari-carikan legitimasinya melalui temuan sains.

Baca Juga: Manfaat Masker Organik Beras dan Daun Kelor Produk Buatan Dosen Itera, Bagus untuk Kulit Wajah

Sains dan agama memiliki wilayah masing-masing, memiliki karakter yang berbeda.

Pernyataan-pernyataan dalam kitab suci bersifat final, tidak akan pernah berubah selamanya.

Sementara sains tidak akan pernah mencapai garis final, tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun.”

Kemudian pernyataan tersebut diperkuat dengan logika pertanyaan, 

“Jika temuan-temuan sains hari ini, yang digunakan untuk mendukung kebenaran kitab suci, pada suatu hari nanti berubah, apakah berarti pernyataan dalam kitab suci harus ikut berubah juga?”.

Pernyataan di atas memang terkesan menyudutkan upaya mempertemukan Sains dengan Alquran.

Meski pada taraf tertentu pernyataan tersebut juga tidak sepenuhnya salah.

Baca Juga: Selama Ini Tak Mau Berkomentar, Inilah Ungkapan Hati Wijin untuk Gisel

Yang perlu digaris bawahi dari hal tersebut ialah bahwa mencoba membuktikan kebenaran al-Qur’an dengan pendekatan Sains ialah upaya untuk membumikan Alquran, agar Alquran tidak terkesan wacana imajinatif yang mengawang-awang, tapi dapat dibuktikan kebenarannya melalui pendekatan Sains.

Selain itu, perlu untuk dipahami bahwa upaya pendekatan tersebut bukanlah bentuk dari meng-idealisasikan kebenaran Sains dengan Alquran.

Namun sekedar upaya kita untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagai bukti pengabdian kita kepada Allah, Sang Pencipta.***

Editor: Lutfi Yulisa

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x