Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko Tanggapi Masalah Kenaikan BBM Hingga Alternatif Penghematan BBM

17 September 2022, 13:00 WIB
Moeldoko, Kepala Staf Keprisedanan (KSP) /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol

PR Metro Lampung News-- Baru-baru ini, pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko menyampaikan kebijakan itu teori dasarnya simalakama, “Tapi setiap pemimpin harus membuat keputusan yang pasti sudah dikalkulasikan dan sudah melalui kajian,” kata Moledoko, dalam acara Klarifikasi bersama Forum Pimred PRMN, Sabtu 17 September 2022.

Mengenai hal ini ia menilai, paradigma baru saat ini, semua orang bisa jadi kontributor. Mulai dari isu nasional, bahkan masalah di lokal jika terekspos bisa menjadi isu nasional.

Pemerintah berusaha cepat menanggapi keinginan masyarakat, namun tantangannya saat ini adalah kecepatan.

Pemerintah berusaha untuk menjawab dengan cepat namun memang sulit karena ada proses melihat isu, mitigasi, daily breafing, kemudian narasi tunggal agar satu komando,

Namun poinnya presiden memperhatikan pendapat publik, konsen sebelum mengambil keputusan,” tambahnya.

Baca Juga: Mayoritas Responden Pilih Presiden Harus dari Kalangan Sipil dalam Survei Pemilu 2024 PRMN-Promedia

Ia menilai, isu penaikan BBM menjadi hal biasa. Moeldoko mengatakan, menurut data BPS, subsidi BBM itu yang menikmati orang menengah ke atas.

“Sekarang adalah bagaimana memperbaiki agar subsidi ini tepat sasaran, memperjuangkan ikut membantu pemerintah agar tepat sasaran. Temen-temen yang demo melihat memperjuangkan siapa? 80 persen subsidi dinikmati orang-orang yang mampu,” tambahnya.

Energi Listrik Untuk Efisiensi

Selanjutnya, Moeldoko menjelaskan tentang Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) untuk mendorong pemerintah memberikan contoh penggunaan energi listrik untuk otomotif supaya lebih efisien.

“Agar jajaran kementerian memberi contoh menggunakan mobil listrik,” tambahnya.

Menurutnya, peralihan ke energi listrik bisa meningkatkan efisiensi sehingga subsidi BBM bisa berkurang.

Lalu, peralihan energi listrik juga sesuai dengan komitmen Protokol Paris, untuk menuju zero emisi.

“Kalau bukan sekarang kapan lagi, jadi sudah dipikirkan masak-masak agar Indonesia semakin bersih dan efisien. Energy security itu berhemat, hemat BBM," terangnya.

Menurutnya, isu energi tidak hanya menimpa Indoneisa, tetapi juga Eropa. “Harga energi sedang naik di dunia,” lanjutnya.

Optimis Hadapi Krisis

Moeldoko memandang situasi dunia sedang tidak baik-baik saja.

Tapi Indonesia bisa menghadapi tantangan pangan misalnya, jangan takut menghadapi krisis pangan karena nusantara punya laut dan lahan yang luas.

Pada sektor pangan, Moeldoko menyatakan iklim Indonesia bagus, sehingga tidak ada impor beras dan jagung. 

Bahkan, saat ini pemerintah sedang membenahi konsumsi gandum serta membuat roadmap sorgum," tambah Moledoko.***

Editor: Lutfi Yulisa

Tags

Terkini

Terpopuler