Network
Maka Sang Kancil melompat dan menyundul apel-apel itu hingga jatuh ke parit, lalu mendorong apel tersebut dengan kaki ke tepian.
Tak berapa lama kemudian para semut bergerombol mengerumuni apel-apel tersebut dan mulai memotongnya menjadi potongan kecil-kecil.
Mereka menikmati apel merah itu.
Namun, tiba-tiba muncul cicak menangkap potongan apel yang paling besar dengan lidahnya, lalu cepat-cepat kabur.
"Wah ada pencuri! Pencuri! Pencuri! " teriak para semut.
Kancil kaget di tepi sungai.
Ia tahu cicak badung yang melakukan hal itu.
Setelah berpikir, Si Kancil yang bijaksana ini membisikkan satu rencana pada para semut.
Usai mendengar kata-kata yang dibisikkan, para semut serentak tertawa terpingkal-pingkal.
Sang Kancil melompat ke semak-semak dan sebentar kemudian kembali dengan membawa segenggam buah kecil berwarna merah.
Para semut membawa potongan buah merah itu sambil sebentar-sebentar berhenti karena tak kuat menahan tawa.
Para semut menganggap rencana mereka sangat lucu.
Pesta kedua dimulai lagi. Para semut kembali makan apel yang telah dipotong kecil-kecil.
Buah merah pemberian Sang Kancil sengaja diletakkan di pinggir. Buah itu tidak dijaga oleh para semut.
Mereka saling tertawa, bergandengan tangan, menari-nari sambil melirik ke tumpukan buah merah.
Disaat para semut sedang berpesta, tiba-tiba Cicak kembali datang dan langsung menangkap buah merah yang diletakkan di pinggir. Lalu Cicak segera kabur.
Anehnya, para semut tertawa terpingkal-pingkal melihat Cicak membawa lari buah-buah itu.
Cicak yang lari sambil menggondol buah merah merasa heran dengan semut.
Kenapa mereka tertawa saat buah merah diambilnya.
Kemudian dicicipinya buah merah itu, mmm rasanya manis dan enak.
Tak terasa beberapa saat kemudian dia sudah tertidur kekenyangan.
Saat terbangun si Cicak penasaran dengan tawa para semut.
Maka dia kembali ke pinggir sungai dan mengintip ingin tahu apa yang aneh dengan para semut.
Cicak melihat Sang Kancil sedang dikerumuni para semut sambil berbicara sesuatu.
