Lebih dari 30 Persen Hutan di Lampung Mengalami Kerusakan, Didominasi oleh Alih Fungsi Lahan

- 5 Juni 2024, 10:04 WIB
Lebih dari 30 Persen Hutan di Lampung Mengalami Kerusakan, Didominasi oleh Alih Fungsi Lahan.
Lebih dari 30 Persen Hutan di Lampung Mengalami Kerusakan, Didominasi oleh Alih Fungsi Lahan. /SIEJ Lampung/

PR Metro Lampung News-- Kerusakan hutan di Lampung mencapai level mengkhawatirkan. Hingga saat ini, seluas 375.928 ha dari 1.004.735 ha total hutan di Lampung rusak parah. Hal itu didominasi alih fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman dan perkebunan musiman.

Beberapa kalangan menilai, kerusakan itu salah satunya akibat kebijakan pembangunan dari pemerintah provinsi Lampung yang tak berorientasi jangka panjang. Hal itu terungkap dalam nonton bareng dan diskusi publik yang digelar Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia atau The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Lampung bersama Teknokra Universitas Lampung, di Gedung Graha Kemahasiswaan Lama, Universitas Lampung, Senin, 3 Juni, 2024.

Diskusi bertajuk “Deforestasi atas nama Investasi” itu dipandu Koordinator SIEJ Simpul Lampung Derri Nugraha dengan Lima narasumber. Keempatnya, Staf Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung Mustakim, Fungsional Perencana Ahli Madya Bappeda Lampung Ida Susanti, Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan Dinas Kehutanan Lampung Zulhaidir, Pengamat Kebijakan Publik Dodi Faedlulloh, dan Jurnalis CNN Televisi Indonesia M.Miftah Faridl.

Baca Juga: Digitalisasi Memberikan Berbagai Manfaat untuk Pengelolaan Hutan Konservasi

Acara diawali dengan nonton bareng liputan investigasi kolaborasi berjudul “Melawan Penjagal Hutan Kalimantan”. Liputan yang diterbitkan CNN Televisi Indonesia itu mengungkap fakta, bahwa Jutaan hektar hutan alam di Kalimantan Barat musnah dijagal atas nama investasi.

Hutan dengan keanekaragaman hayati, berganti tanaman monokultur (sejenis) yakni sawit dan akasia. Kerusakan ini memicu berbagai persoalan mulai ancaman terhadap satwa endemik hingga konflik dengan masyarakat adat.

Laporan tersebut diinisiasi oleh SIEJ pusat melalui platform Depati Project. Media yang tergabung dalam kolaborasi yaitu CNN Indonesia TV, Betahita.id, Pontianak Post, Mongabay Indonesia, Ekuatorial.com, dan Jaring.id.

“Kita merefleksikan deforestasi hutan Kalimantan dengan melihat kerusakan hutan di Lampung. Ada kemiripan dengan yang terjadi di sana. Bahwa kondisi hutan di Lampung tidak baik-baik saja. Lebih dari 30% hutan di Lampung mengalami kerusakan yang salah satunya akibat alih fungsi lahan,” Kata Derri.

Dia mengatakan, hal tersebut mesti jadi perhatian semua pihak. Sebab, hutan merupakan jantung dari sebuah daerah. Di dalamnya, terdapat ekosistem kehidupan yang harus dijaga. Jika rusak, dapat dipastikan terjadi ketidaksembangan ekosistem yang dapat memicu masalah multisektor mulai bencana alam hingga konflik sosial.

Halaman:

Editor: Lutfi Yulisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah