Suatu ketika, ia berjalan-jalan dan menemukan sebuah tas yang diambilnya dan terkejutnya dia saat dilihat bahwa isi tas tersebut ialah bom dengan perhintungan waktu siap meledak.
Sontak ia pun secara reflek memerintahkan dirinya untuk membuang barang tersebut, namun bom itu aktif di tengah-tengah kota yang padat penduduk.
Insiden itu berefek kepada dirinya yang sudah dikenali para penegak hukum sebagai tersangka utama pemboman.
Dalam peristiwa ledakan itu juga, empat warga sipil dinyatakan tewas di tempat akibat kelalaian Mason.
Karena sudah terlanjur ditetapkan sebagai pelaku dari aksi teroris, Mason memilih untuk bersembunyi dan juga sembari mencari tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi sampai ia harus mengalami hal tersebut.
Kemudian Mason pun mengetahui kecelakaan ledakan itu merupakan ulah oknum di departemen dalam dari negara Prancis itu sendiri yang dilaksanakan sebagai pengalihan ataupun umpan.
Tujuan dari meledakan suatu lokasi dipusat kota adalah supaya mereka bisa melaksanakan transfer digital miliyaran dolar dari bank yang tutup di Hari Nasional, kemudian hal seperti itu diberi sebutan sebagai Bastille Day.
Kelicikan yang dibuat secara strategis dari sebuah organisasi kejahatan ini menyita perhatian seluruh warga prancis.
Membawa kasus ini sampai ke penyelidikan internasional semacam FBI ataupun CIA. Namun, untuk kasus kala ini diselidiki oleh agen professional Central Intellengence Agency bernama Sean Briar.
Selama proses menguak kebusukan dari tindak kriminal pemboman ia melakukan banyak cara dan mengalami bermacam situasi, salah satunya berjumla dengan Mason si pencopet pada suatu kejadian.