Nasib Korban Tragedi Talangsari: Ibarat Sakit Bertahun-tahun, tetapi Belum Diberi Obat

- 6 Februari 2023, 11:26 WIB
Turasih (60 tahun) sedang membuat oyek-oyek. Korban peristiwa Talangsari 1989 ini sudah menekuni usaha oyek-oyek selama kurang lebih 20 tahun.
Turasih (60 tahun) sedang membuat oyek-oyek. Korban peristiwa Talangsari 1989 ini sudah menekuni usaha oyek-oyek selama kurang lebih 20 tahun. /Metro Lampung News/Lutfi Yulisa

Setelah itu, hidup keluarga Turasih berubah. Di dalam pengungsiannya di Jepara, Sucipto, sang suami , dipenjara. Awalnya ia diberitahu sang suami hanya akan dimintai keterangan dan akan segera pulang. Namun nyatanya, sang suami tak kunjung pulang hingga tiga bulan lamanya.

“Lagi ke kelurahan, mau buat surat keterangan pengungsi, langsung ditangkap, dinaikan ke mobil,” terang pria berusia 70 tahun ini.

Setiap hari Turasih hanya bisa menangis memikirkan nasib keluarganya. Ia bingung nantinya akan tinggal dimana, bagaimana untuk biaya makan anak-anaknya, sementara ia masih memiliki bayi berusia 6 bulan.

“Makan ya dikasih orang, ada yang ngasih beras, baju,” katanya.

“Anak-anak nanya bapak kok nggak pulang-pulang, saya jawabnya bapak kerja,” ucap Turasih, sambil sesekali menghela air matanya.

Sucipto ditahan dengan alasan tergabung dengan rombongan pengajian Mursidi. Setelah keluar dari penjara, ia harus wajib lapor ke Koramil Jepara selama dua tahun.

“Seminggu sekali naik sepeda kira-kira 25 km selama setahun.” ucap Sucipto.

Setahun berikutnya ia wajib lapor ke Koramil Jepara sebulan sekali.

Turasih mengaku tak bisa lupa dengan peristiwa itu, bahkan sampai saat ini ia takut mendengar suara mercon karena mengingatkannya dengan peristiwa siang itu.

“Ibarat sakit bertahun-tahun tapi belum diberi obat,” kata  Turasih yang mengaku masih trauma jika teringat peristiwa Talangsari.

Halaman:

Editor: Alfanny Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x